Upaya Jadikan Reog Ponorogo Warisan Tak Benda Unesco, Bagaimana Caranya?

Predikat itu, kata Sugiri, penting sebagai bentuk penghargaan para leluhur yang telah menciptakan kesenian reog Ponorogo.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2021, 08:11 WIB
Reog Ponorogo benar-benar memberikan kejutan di Filipina.

Liputan6.com, Ponorogo - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, pihaknya tengah berjuang agar kesenian reog dan Kabupaten Ponorogo masuk dalam Itangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan tak benda ke badan dunia Unesco. 

"Targetnya dua predikat tersebut dapat dicapai nanti di 2023," ucapnya Jumat (1/10/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Predikat itu, kata Sugiri, penting sebagai bentuk penghargaan para leluhur yang telah menciptakan kesenian reog Ponorogo.

"Sehingga tak sebatas kulturnya saja, namun juga secara faktual," ulasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Sugiri mengaku telah menggandeng pihak Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Waktu Setahun

Atraksi reog ponorogo beraksi saat karnaval Cap Go Meh 2018 di Jalan Gajah Mada, Jakarta, Minggu (4/3). Beragam atraksi budaya ditampilkan dalam karnaval perayaan Cap Go Meh 2018 di kawasan Glodok Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sugiri mengatakan, Ponorogo diusulkan sebagai kota Folk and Art Craft atau pertunjukan serta kerajinan yang berbasis kesenian reyog Ponorogo. 

"Tim masih memiliki waktu setahun untuk menyiapkan berbagai hal misalnya naskah akademik, dokumen dan berbagai indikator lainnya pada kebijakan pemerintah," kata Sugiri Sancoko. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya