Perhatikan Dulu Hal Ini Sebelum Mulai Investasi

Anda ingin mulai investasi di pasar modal? Simak dulu ulasan ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Okt 2021, 23:08 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Minat investasi di kalangan generasi muda kian meningkat beberapa waktu terakhir ini. Per Agustus 2021, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal menembus angka 6,1 juta SID.

58 persen merupakan investor dengan usia di bawah 30 tahun. Disusul investor usia di atas 30 tahun sampai dengan 40 tahun sebesar 21,64 persen.

Namun demikian, Founder PT Solusi Finansialku Indonesia atau Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengingatkan investasi di pasar modal sebaiknya dilakukan jika seseorang telah memenuhi keamanan finansialnya.

"Yang paling penting sudah aman dulu secara keuangan. Cashflow positif, punya dana darurat yang cukup, utang konsumtif lunas, punya proteksi. Kemudian tahap berikutnya kalau mau investasi, its oke," kata dia dalam Webinar Allianz Indonesia, Jumat (1/10/2021).

Melvin menuturkan, investasi pada prinsipnya tidak berjenjang, seperti dari sekolah dasar, kemudian sekolah menengah, dan seterusnya. Namun, lebih pada melakukan diversifikasi atas alokasi keuangan untuk mencapai tujuan tertentu.

"Investasi bukan seperti anak tangga yang dilakukan bertahap. Seperti SD ke SMP, lalu SMA. Atau misalkan dari tabungan, deposito, reksadana pasar uang. Bukan begitu. Investasi itu ibaratnya kendaraan kita untuk mencapai ke tujuan keuangan,” ujar dia.

Dalam paparannya, Melvin membagi tiga tingkatan kondisi keuangan. Yakni keamanan keuangan, kenyamanan keuangan, dan distribusi kekayaan. Seperti yang sudah disebutkan, keamanan keuangan meliputi cashflow hingga dana darurat. Kemudian keamanan keuangan yakni terkait manajemen risiko. Sementara investasi masuk dalam kenyamanan keuangan.

"Jadi ketika investasi itu mikirnya bukan cuma satu produk. Tapi alokasi investasi. Jadi sebagian ada yang sifatnya untuk likuiditas. Sebagian ada yang untuk pertumbuhan tinggi, misalnya saham. Ada juga untuk stabilitas, seperti SBN," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Catatan Sebelum Investasi

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebagai catatan, Melvin mengatakan perlunya melakukan financial check up sebelum memutuskan investasi. Setelah itu, perlu untuk memastikan dana darurat.

Perhitungannya, untuk yang masih single atau belum berkeluarga, dana darurat sebesar enam kali pengeluaran. Untuk yang sudah menikah, yaitu sembilan kali pengeluaran. Serta untuk yang sudah memiliki anak yakni 12 kali pengeluaran.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya