2 Oktober Hari Batik, Batik Asli Bukan Kain Motif Batik yang Dicetak Mesin

Liputan6.com, Jakarta Batik, salah satu mahakarya, masterpiece yang diciptakan bangsa Indonesia. UNESCO pun mengakuinya sebagai  Warisan dunia, agar batik tak punah dari peradaban.

Batik sudah ada sejak abad 17 namun sampai hari ini masih ada beberapa orang yang belum memahami apa itu batik sebenarnya. Mereka masih belum bisa membedakan batik dan kain dengan motif batik.

Yang disebut batik adalah kain mori yang dilukis dengan malam ( lilin khusus) warna coklat yang dipanaskan. Untuk melukis motif atau gambar-gambar pembatik menggunakan alat yang bernama canting.

Proses pembuatan batik melalui tahapan yang cukup panjang. Mulai dari nyungging,  njaplak, nglowong, ngiseni, nyolet, mopok, nembok, ngelir, nglorod, ngrentesi, nyumri, nglorod (terakhir) baru diangin-anginkan agar kering.

Untuk menghasilkan selembar kain batik, perlu keahlian, kesabaran dan ketenangan agar batik yang dihasilkan sesuai harapan.

Batik bukanlah kain yang dihasilkan dari mesin-mesin pabrik dengan motif batik yang mampu mencetak bermeter-meter per menitnya.

Keindahan batik memukau banyak orang, tak hanya di Indonesia saja, namun juga di banyak negara. Tokoh-tokoh dunia seperti Barrack Obama, Vladimir Putin, Carlos Santana pernah memakai batik pada salah satu acara.

Di balik kemegahannya batik juga menyimpan sisi gelapnya, apalagi selama masa pandemi ini. Banyak maestro batik level menengah dan kecil sekarang kesulitan memasarkan batik-batik yang telah diciptakan. Bahkan di salah satu sentra batik di Cirebon, ada 50 maestro batik yang gulung tikar.

Di momen hari batik ini, yuk merayakannya dengan hanya memakai kain batik dari para maestro, bukan kain yang bermotif batik yang dicetak mesin.

Selain sebagai Hari Batik Nasional dan Hari Batik Dunia, 2 Oktober juga diperingati sebagai Hari Tanpa Kekerasan Internasional dan Hari Hewan Ternak Sedunia