Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dianggap perlu merespons dengan tegas terhadap kerja sama keamanan trilateral antara Australia, Inggris, Amerika Serikat, yang juga dikenal sebagai AUKUS, dengan menggunakan ASEAN Outlook in the Indo-Pacific.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri RI untuk Asia-Pasifik dan Afrika, Abdul Kadir Jailani, dalam acara diskusi ‘AUKUS: Responses from Southeast Asia’ yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community Indonesia dari Jakarta, Jumat (1/10).
Advertisement
“Dalam pandangan kami ASEAN perlu merespons dengan tegas terhadap persoalan ini, sesuai dengan ASEAN Outlook in the Indo-Pacific dan prinsip-prinsip pengarah guna membentuk arsitektur versinya sendiri,” kata Jailani sebagaimana diwartakan ANTARA, dikutip pada Sabtu (2/10/2021).
Dia menambahkan bahwa ASEAN harus konsisten dengan narasi dialog dan kerja sama regional alih-alih fokus dengan rivalitas.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan yang dikeluarkan oleh ASEAN terkait AUKUS, namun menurut dia, pesimisme yang mungkin muncul terhadap asosiasi itu seharusnya tidak memecah fokus ASEAN.
“Bukan berarti ASEAN telah terpecah dan sentralitasnya telah terkompromikan secara besar-besaran, kita tak boleh melihatnya dari cara pandang semacam itu. Sekali lagi, anggota ASEAN hanya memiliki kalkulasi strategi berbeda terkait respons spesifik terhadap dinamika baru,” tambahnya.
Dia pun menambahkan bahwa terlalu spekulatif untuk mengasumsikan bahwa belum adanya langkah yang diambil ASEAN berarti perhimpunan tersebut mungkin menjadi tak lagi relevan, sebuah ide yang ia sempat lihat beredar di laporan media.
ASEAN Perlu Bersiap Hadapi Dinamika Geopolitik Baru
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa ASEAN sendiri perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi iklim geopolitik dengan dinamika yang baru, terutama dalam pertimbangan masa yang lebih lama.
Seperti diberitakan sebelumnya, Australia menjalin kerja sama keamanan dengan Inggris dan Amerika Serikat, di mana Australia akan mendapatkan teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir untuk memperkuat angkatan lautnya.
Dalam respons terkait AUKUS, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di antara negara-negara besar di kawasan Indo-Pasifik, menyusul pengumuman kerja sama tersebut.
Advertisement