Liputan6.com, Jakarta - Banyak investor melirik aset kripto atau cryptocurrency sebagai pilihan investasi. Potensi keuntungan dari aset kripto ini mendorong seseorang kemungkinan tergiur untuk tahu. Termasuk dari kaum perempuan.
Dunia keuangan dan investasi sering kali identik dengan kaum pria. Hal ini seiring jumlah investor pria mendominasi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor pria di pasar modal sebanyak 62,24 persen dan perempuan 37,76 persen hingga Agustus 2021.
Meski investor pria masih dominasi di investasi pasar modal, perempuan juga dapat belajar banyak dari kaum pria. Hal itu seperti disampaikan Founder dan CEO Emtrade Ellen May. Ia menuturkan, kehadiran perempuan di bidang keuangan justru bisa bisa belajar banyak dari kaum pria tentang menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan serta belajar berpikir logis.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, investor perempuan Founder A Team Management Karin Novilda atau Awkarin menuturkan keikutsertaan perempuan di sektor yang mayoritas diisi pria termasuk kripto menjadi tantangan tersendiri sekaligus ajang pembuktian perempuan bukan sosok yang lemah.
"Seorang perempuan mempunyai kesetaraan dan hak yang sama di berbagai bidang. Bahkan bisa memiliki peranan penting di sebuah perusahaan. Kita multifungsi dan saya ingin mematahkan stigma perempuan yang berkembang di masyarakat,” ujar Karin, saatwebinar yang diselenggarakan Tokocrypto, ditulis Sabtu (2/10/2021).
Terkait memiliki aset kripto,banyak pihak yang terjerumus faktor tren dan ikut-ikutan saja. Padahal memiliki aset kripto tak semudah yang dilihat. Ada risiko yang ditanggung.
Kripto bukanlah permainan, sebab risiko besar jika salah ambil tindakan. Ada baiknya jika para pemula melakukan beberapa hal ini sebelum investasi termasuk di kripto:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1.Riset dan Edukasi Diri Sendiri
Hal paling penting untuk memulai investasi baik saham, kripto atau pun properti adalah mencari tahu detil mungkin dari A sampai Z. Setidaknya harus tahu apa itu mata uang kripto, bagaiamana sistem kerja dan apa risiko yang terburuk yang harus dihadapi.
Salah satu Crypto Miners Desi Indarti mengatakan, para pemula harus tahu kemampuannya, apakah mampu menjalankan investasi kripto.
Sementara itu, Ellen menyarankan agar para pemula menyusun manajemen risiko. Artinya harus siap rugi atas modal awal yang diinvestaikan.
Banyak yang mengganggap faktor keberuntungan menjadi tolak ukur keberhasilan investasi. Desi tidak menyangkalnya. Namun, pengetahuan dan kepekaan terkait pasar kripto sangat penting dan fundamental.
Advertisement
2.Perlu Diversifikasi Investasi
Saat sudah membuat keputusan, jangan hanya terkonsentrasi di bidang kripto saja. Menurut Ellen, idealnya 5-10 poin saja tetapi jangan kurang dari 5 poin. Jika investasi terkonsentrasi di kripto saat mendapat keuntungan memang sangat besar. Namun, ketika harga kripto jatuh, kerugian yang ditanggung pun sangat tinggi.
Hal senada disampaikan Karin. Karin menilai, masing-masing produk investasi memiliki risiko. Ia pun tidak memegang investasi hanya satu produk saja tetapi beragam antara lain saham dan obligasi.
Karin berpendapat, saham memiliki risiko tinggi. Obligasi bisa jadi salah satu opsi sebagai diversifikasi investasi. Karin menilai, obligasi lebih stabil.
3.Gunakan Uang Dingin
Karin, Ellen, Desi dan, Founder Generation Girl Nadine sepakat untuk investasi gunakanlah uang dingin. Uang dingin merupakan dana yang tidak dipakai atau dikhususkan untuk investasi. Sehingga saat uang tersebut hilang, tidak akan berdampak besar pada dana lainnya.
Oleh karena itu, setiap pemula setidaknya menyisihkan uang dingin ini setelah tercukupinya dana kebutuhan hidup atau uang panas. Bahkan dana jaminan kesehatan dan dana darurat pun sudah disediakan.
"Uang dingin itu bukan uang darurat tetapi uang yang tidak dipakai. Investasi yang menggunakan uang panas akan menjadi bad investment,” ungkap Karin.
Advertisement
4.Jangan Modal Ikut-ikutan
Tren kripto akhir-akhir ini tentu menggoda masyarakat untuk mulai menaruh kekayaannya. Khususnya bagi para pemula yang awam dan kaum milenial yang ingin cepat dapat cuan.
Pemikiran tersebut sangat tidak dibenarkan. Investasi hanya bermodal ikut-ikutan tren atau teman biasanya berujung pada malapetaka. Modal bisa habis ataupun malah menggali utang.
Lebih parahnya menjual aset lainnya yang mengganggu kesejahteraan hidup. Menurut Nadine, investasi kripto harus menggunakan logika yang ditunjang dengan riset dana analisis yang baik.
5.Jangan Serakah
Tips dari Ellen agar menekan keserakahan saat harga naik yaitu dengan membeli saham sedikit demi sedikit.
"Jangan langsung all in dan jangan langsung beli satu koin tetapi setengah atau seperempat saja sambil melihat perkembangan harga. Misal harga satu koin 100 juta maka beli setengah (Rp 50 juta) atau seperempat (Rp25 juta)," ujar Ellen.
Advertisement
6.Atur Strategi
Kripto yang bergerak fluktuatif dan tidak bisa ditebak sehingga para investor harus pintar- pintar menyikapinya. Pastikan dana untuk hidup tidak ada yang terpakai. Nadine mengalokasikan 20 persen dari pendapatannya untuk invetasi kripto dan 80 persen lainnya untuk keperluan hidup.
Sedangkan Karin menyisihkan uang tunainya sebesar 40 persen untuk portofolio dan 60 persen sebagai kebutuhan hidup atau pegangan.
Selain menentukan porsi keuangan yang tepat, perlunya alat pendukung untuk membantu analisis pasar kripto. Perkembangan teknologi sangat membantu para pemula. Seperti dengan keberadaan podcast, Youtube, dan konten di media sosial yang membagikan analisis kripto. Paling dasar, bisa menggunakan daily chart dan grafik per 4 jam.
Reporter: Ayesa Puri