Liputan6.com, Jakarta - Seiring popularitas skincare, lebih banyak orang familiar dengan berbagai "bahan pelengkap" yang mendukung kinerja produk-produk perawatan kulit. Tawaran ini kemudian meninggalkan pertanyaan, "Apakah saya benar-benar membutuhkannya?"
Ini juga termasuk kulkas skincare yang telah jadi hot item di media sosial. Kepopulerannya bukan tanpa alasan. Kehadirannya diklaim bermaksud membantu menjaga bahan-bahan kurang stabil seperti retinol, benzoil peroksida, dan vitamin C jadi sestabil mungkin.
"Banyak produk perawatan kulit mendapat manfaat karena disimpan di kulkas," kata pendiri Clinicbe dan dokter estetika Dr Barbara Kubicka, melansir Vogue, Sabtu, 2 Oktober 2021. "Khususnya produk alami dan yang mengandung sedikit pengawet."
Baca Juga
Advertisement
Kondisi dingin, katanya, membantu bahan-bahan tertentu bertahan lebih lama, yang secara otomatis memperpanjang umur penyimpanan produk. Ketika merek skincare menginstruksikan Anda menyimpan produk di "tempat yang sejuk dan gelap," kulkas skincare langsung memenuhi dua kriteria itu.
Kegunaan lainnya adalah sebagai tempat khusus untuk mendinginkan produk perawatan kulit. Sesuai rekomendasi penyimpanan, beberapa produk skincare memang akan memberi pengalaman lebih menyenangkan saat dipakai dalam kondisi dingin.
Newby Hands, direktur kecantikan global di Net-a-Porter, adalah salah satu penggemar kulkas skincare. "Seperti yang kita ketahui, apa pun yang dingin membantu menghilangkan dan mengencangkan kulit. Jadi menggunakannya untuk menyimpan sheet mask, krim mata, beberapa serum dan alat, seperti Gua Sha dan roller wajah, itu sangat masuk akal," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gimmick Pemasaran?
Hands menyambung, "Menggunakan sesuatu yang sejuk di kulit di pagi hari dan, terutama untuk menyegarkan wajah di penghujung hari dan sebelum keluar adalah hal yang luar biasa."
Hands dan timnya di Net-a-Porter melihat peningkatan permintaan untuk barang tersebut. Tidak heran sekarang sudah banyak kulkas skincare ragam desain yang bisa dipilih sesuai selera.
Pihaknya juga tidak ingin melewatkan ombak popularitas ini. Dibanderol 160 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp2,3 juta), mereka merilis kulkas skincare dalam nuansa monokrom di bawah merek dagang NAP.
Namun demikian, mengutip elle, dokter kulit yang berbasis di New York City, Dr. Dennis Gross, skeptis dengan gagasan tersebut. Ia menyebut, itu hanya gimmick pemasaran, karena setiap kali produk yang dirilis ke pasar harus melalui uji stabilitas.
Artinya, suatu produk terbukti stabil, tidak akan terurai pada suhu ruang, dan tidak akan kehilangan khasiatnya bahkan setelah dibuka, kata Dr. Gross. Ia menjelaskan bahwa produk harus mampu menahan panas ekstrem, seperti pada suhu oven, untuk lulus uji stabilitas.
"Kecuali jika produsen menyimpan produk di kulkas atau jika dijual di pengecer di kulkas, tidak ada alasan untuk melakukannya (menyimpan skincare dalam kulkas)," ucapnya.
Advertisement
Pentingnya Penyimpanan yang Tepat
Terkait, krim resep dermatologi yang memerlukan pendinginan, Dr. Gross mengatakan, penyimpanan tepat adalah yang terpenting. Tapi sebagian besar produk kecantikan tidak mudah rusak seperti makanan, juga tidak perlu disimpan pada suhu tertentu.
Namun, produk berbahan alami dinilai masuk pengecualian. Pendiri dan CEO Ilona Safonova menemukan foto menarik di Instagram temannya, memperlihatkan kulkas anggur berisi produk kecantikan. "Ia memberi tahu saya bahwa produk perawatan kulitnya organik, dan jika tidak disimpan di dalam kulkas, mereka cenderung kedaluwarsa setelah sekitar satu bulan," katanya.
"Sebagian besar produk telah diuji stabilitasnya," Safanova mengakui. "Tapi, ketika Anda berbicara tentang produk perawatan kulit alami, ada baiknya menyimpannya di tempat lebih dingin."
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Advertisement