Liputan6.com, Jakarta Obat COVID-19 eksperimental yakni molnupiravir terbukti menurunkan perawatan di rumah sakit dan kematian akibat virus Corona.
Perusahan farmasi Merck & Co., atau Merck Sharp & Dohme (MSD) mengumumkan bahwa dalam uji klinis internasional obat COVID-19 molnupiravir menurunkan risiko perawatan di rumah sakit dan kematian pada hampir setengah dari mereka yang terinfeksi COVID-19 bergejala ringan dan sedang.
Advertisement
Studi ini dilakukan pada pasien COVID-19 di beberapa negara yang belum divaksin dengan paling tidak satu faktor risiko seperti di atas 60 tahun, diabetes, dan obesitas.
Mendengar informasi terkait obat COVID-19 molnupiravir, Direktur National Institute of Allegy and Infectious Disease Amerika Serikat, Anthony S Fauci mengatakan 'berita yang sangat baik' pada konferensi pers perkembangan Corona, Jumat, 1 Oktober 2021.
Sehari sebelumnya saat pejabat MSD memberi tahu informasi ini Fauci terkejut. Bahwa tidak ada kematian pada orang yang diberi obat COVID-19 molnupiravir sementara ada delapan kematian pada orang terinfeksi virus Corona yang menerima pil plasebo seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (2/10/2021).
Bakal Mengajukan EUA
Melihat potensi dan harapan dari molnupiravir, Merck Sharp & Dohme bersama rekannya Ridgeback Biotherapeutics bakal mengajukan emergency use of authorization atau izin penggunaan darurat obat tersebut.
Bila memang obat ini mendapatkan lampu hijau penggunaan darurat, para pakar mengatakan bahwa vaksinasi masih alat utama dalam mencegah penyakit COVID-19 parah. Namun, para pakar juga antusia akan adanya kemungkinan pengobatan yang tepat bagi mereka.
"Pertama dan terpenting untuk mencegah COVID-19 dengan vaksinasi. Mencegah lebih baik daripada mengobati," pesan virolog dari University of North Carolina, Timothy Sheahan.
Sheahan pun berharap obat tersebut selain mengurangi risiko kesakitan dan kematian, juga bisa mengurangi penularan SARS-CoV-2. Berdasarkan uji klinis sementara obat tersebut mempercepat pembersihan virus dari hidung dan tenggorokan orang. Ini sinyal bahwa orang yang terinfeksi mungkin kurang cenderung menyebarkan patogen.
Advertisement