Prospek Indika Energy di Tengah Upaya Genjot Pendapatan Sektor Non Batu Bara

PT Indika Energy Tbk (INDY) bidik komposisi pendapatan dari sektor batu bara dan non batu bara seimbang dapat peluang investasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Okt 2021, 11:00 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan komposisi pendapatan dari sektor batu bara dan non batu bara dapat seimbang atau 50:50 pada 2025.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Timothy Handerson menilai, target itu cukup ambisius, mengingat pendapatan INDY saat ini didominasi oleh sektor batu bara.

"Ini target yang lumayan ambisius karena saat ini 90 persen dari revenue masih di thermal coal. Jadi mereka harus do a lot of things to make sure to achieve the target," kata dia dalam diskusi virtual yang digelar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (3/10/2021).

Namun, jika hal itu bisa direalisasikan, Timothy mengatakan akan berpotensi membuka peluang investasi yang lebih variasi. Seiring akan lebih banyak investor yang bisa berinvestasi di INDY.  

"Kalau misalnya bisa achieve that kind of revenue breakdown akan unlock value karena secara valuasi mungkin akan lebih banyak investor yang bisa masuk dan punya posisi di INDY,” kata dia.

Secara valuasi, lanjut Timothy, Perseroan akan ikut meraup cuan dari momentum pada semester II 2021. Ditambah tujuan penjualan Indika Energy mayoritas ke China.

"Mereka juga akan benefit dari earnings omentum yang di second half apalagi yang 40 persen dari penjualan INDY itu ke China,” ujar dia.

Asal tahu saja, baru-baru ini China dikabarkan tengah krisis listrik. Ini membuka peluang Indonesia untuk menyokong persediaan batu bara.

Krisis tersebut disebabkan oleh berbagai faktor termasuk meningkatnya permintaan luar negeri ketika ekonomi dibuka kembali, rekor harga batu bara, terbatasnya pasokan batu bara, kontrol harga listrik negara bagian, hingga target pengurangan emisi karbon.

Gubernur Provinsi Jilin Han Jun di China berseru agar impor batu bara ditingkatkan. Permintaan tersebut diperkirakan menjadi peluang bagi Indonesia untuk melancarkan ekspornya ke negeri tirai bambu itu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Semester I 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatat kinerja positif sepanjang enam bulan pertama 2021. Perseroan membalikkan kondisi dengan mencatatkan laba bersih pada semester I 2021.

PT Indika Energy Tbk meraup pendapatan USD 1,28 miliar selama enam bulan pertama I 2021 atau setara Rp 18,61 triliun (asumsi kurs Rp 14.449 per dolar AS). Pencapaian pendapatan ini naik  14,07 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,12 miliar atau setara Rp 16,31 triliun.

Pendapatan Indika Energy naik ditopang dari kinerja anak usaha seperti PT Kideco Jaya Agung, PT Petrosea Tbk, PT Multi Tambangjaya Utama, dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.

Dari raihan itu, PT Indika Energy Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 12 juta atau sekitar Rp 173,50 miliar pada semester I 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun lalu rugi USD 21,91 juta atau sekitar Rp 316,70 miliar.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya