Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memeringati ulang tahun Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang ke-71, baru-baru ini, beberapa kuil Hindu menyiapkan jalebi untuk merayakannya. Totalnya seberat angka usia Modi, yakni 71 kilogram.
Melansir South China Morning Post, Minggu, 26 September 2021, jalebi adalah camilan India yang terkenal renyah dan manis. Jalebi tidak hanya sebagai makanan perayaan untuk acara-acara khusus seperti acara pernikahan dan acara kuil, tetapi juga dianggap sebagai obat untuk berbagai macam penyakit.
Bentuknya menyerupai usus manusia. Para orangtua zaman dulu biasanya menyuruh anak-anak mereka memakan jalebi yang masih panas bersama dengan segelas susu hangat untuk mengatasi gangguan pencernaan dan kulit.
Baca Juga
Advertisement
Camilan populer itu datang ke India pada abad ke-15 dan dipopulerkan oleh pedagang Persia dari Iran. Menurut George Mathew, manajer makanan dan minuman Hotel Holiday Inn di Gurugram, nama Jalebi berasal dari kata Sansekerta kuno, yaitu jalvallika yang berarti penuh air atau sirup gula yang kental.
"Setelah kedatangannya di India sekitar 500 tahun yang lalu, jalebi mendapatkan karakter baru, warna baru, tekstur yang mengkristal, dan menjadi lebih renyah," ujar Mathew yang juga memiliki banyak pengetahuan mengenai jalebi dan sejarahnya.
Jalebi disajikan dengan creamy rabdi, hidangan manis yang dibuat dengan susu mendidih hingga mengental. Tidak hanya di India, jalebi dengan creamy rabdi juga menjadi hidangan favorit di Pakistan dan Dubai.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menyebar ke Berbagai Negara
Makanan yang berwarna oranye dan berisi sirup ini dikenal karena rasanya unik. Jalebi dikenal juga dengan sebutan jilbi, zelapi, jilipi, jilapir, jahangiri, jilapir pak, zoolabiya, dan zangoola di seluruh Timur Tengah serta jeri di Nepal.
Tidak seperti camilan manis India lainnya yang sebagian besar berbahan dasar susu, jalebi dibuat dengan cara menggoreng adonan yang sudah difermentasi. Adonannya terbuat dari tepung (maida), tepung gram, yogurt, bubuk kapulaga, dan kunyit.
Adonan lalu dicelupkan ke dalam sirup manis yang dikenal dengan chasni. Chasni terbuat dari gula, rempah-rempah, dan air.
Advertisement
Makan Waktu
Adonan tersebut diaduk sampai konsistensi seperti pita tercapai. Kemudian, adonan dipindahkan ke kain muslin yang dibentuk menjadi kerucut dengan lubang kecil di tengahnya. Jalebi dibentuk di atas minyak panas dengan cara diperas dengan gerakan melingkar.
Jalebi dengan segera berubah menjadi warna keemasan yang memiliki tekstur yang renyah dan direndam dalam chasni selama beberapa menit untuk mempertahankan kerenyahan di luar dengan lapisan gula yang mengkristal. Nantinya, jalebi akan menghasilkan camilan bertekstur lembut dan kenyal di dalam.
"Persiapannya (membuat Jalebi) menghabiskan hampir sepanjang hari. Kita harus mulai pagi-pagi untuk mempersiapkan pelanggan yang ingin sarapan dan di malam setelah seharian bekerja keras," ujar Ramlakhan Yadav, pemilik warung pinggir jalan di New Delhi yang telah menjual Jalebi dan susu panas selama dua dekade. (Gabriella Ajeng Larasati)
Camilan Tradisional Tampil Lebih Kekinian
Advertisement