Liputan6.com, Gorontalo - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyayangkan terjadinya perbedaan sikap antara Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dengan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Sebelumnya, mensos memarahi pendamping PKH Kabupaten Gorontalo, atas dugaan penghapusan data penerima bansos.
"Sebagai Anggota DPR RI dari Gorontalo saya kaget atas polemik ini, ibu Risma wajar memarahi bawahannya," kata Rachmat Gobel.
Menurutnya, tugas seorang menteri adalah memastikan program pemerintah terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Bagaimana pemerintah bisa memenuhi hak rakyat yang berhak menerima bantuan dari pemerintah, jika datanya tidak beres.
Baca Juga
Advertisement
"Setiap tahun pemerintah bersama DPR terus menganggarkan anggaran untuk bansos agar yang berhak menerima bantuan bisa tersalurkan dengan baik," tuturnya.
"Kan kasihan rakyat yang seharusnya menerima bantuan, malah tidak menerima hanya karena data yang diberikan ke Kementrian Sosial dinilai tidak beres," ungkap Rachmat Gobel.
Ia menambahkan, terkait Menteri Risma yang memarahi bawahannya, kurang pas dijadikan topik polemik berkepanjangan di tengah masyarakat. Apalagi, yang dipolemikkan hanya berkaitan dengan gaya komunikasi Menteri Risma itu sendiri.
"Orang se-Indonesia sudah tahu bahwa gaya ibu Risma sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, memang begitu. Tegas dan akan marah jika menemukan bawahannya bekerja tidak baik saat melayani rakyat," tuturnya.
Rachmat berharap, Gubernur Gorontalo agar terus membangun komunikasi yang baik dengan Kementerian Sosial. Sehingga, bantuan dari Kementerian Sosial untuk masyarakat Gorontalo lebih tepat dan tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
"Kita menghargai pembelaan Gubernur kepada rakyatnya. Terlepas dari statusnya sebagai masyarakat Gorontalo. Dimarahi Ibu Risma itu adalah petugas yang diberi amanah dan tanggung jawab untuk memastikan data calon penerima bantuan sosial," ungkapnya.
Simak juga video pilihan berikut:
Gubernur Gorontalo Minta Maaf
Sementara, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie akhirnya meminta maaf kepada Mensos terkait ketersinggungan itu. Bahkan, ia juga sudah mengundang pendamping PKH tersebut untuk memberikan klarifikasi langsung di hadapannya.
"Jadi untuk pendamping PKH, mungkin Ibu Menteri saat itu lagi capek jadi bisa kesal. Saya minta maafkan ibu menteri dan memaafkan saya juga. Ini hanya miskomunikasi antara kita," kata Gubernur Rusli.
Rusli mengaku sudah menerima WhatsApp pribadi dari Mensos Risma. Pesan dikirim melalui istrinya Idah Syahidah yang juga menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI.
"Sebagai gubernur juga saya meminta maaf kepada Ibu Menteri jika ada kalimat, sikap saya yang menyinggung ibu menteri, untuk mohon dimaafkan," ia menandaskan.
Advertisement