Turki akan Buka 1.000 Pasar untuk Bendung Laju Inflasi

Inflasi makanan tahunan di Turki mencapai hampir 30 persen, dan ini yang mendorong Erdogan membangun 1000 pasar.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Okt 2021, 15:35 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan jika telah memerintahkan koperasi pertanian untuk membuka sekitar 1.000 pasar baru di seluruh negeri.

Langkah tersebut dilakukan guna memberikan harga pasar yang "sesuai" untuk barang-barang konsumen dalam menghadapi inflasi tahunan yang mencapai hampir 20 persen.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (4/10/2021) Erdorgan mengatakan bahwa Turki akan segera memulai konstruksi di toko-toko untuk menyediakan "barang murah dan berkualitas tinggi" kepada warga dan untuk "menyeimbangkan pasar" - setelah harga konsumen naik ke tingkat jauh di atas target resmi yaitu 5 persen.

Inflasi dua digit yang memberatkan, membuat pemerintah Partai Erdogan menuding supermarket potensi harga eksploitatif dan membuka penyelidikan atas hal ini.

"Kami memerintahkan sekitar 1.000 dari bisnis ini untuk dibuka di sekitar Turki, masing-masing mulai dari 500 meter persegi," kata Erdogan di Istanbul.

"Ini adalah tempat di mana harga sesuai dengan uang anggaran warga kita," ujar Erdogan, tentang gerai ini.

Inflasi makanan tahunan di Turki mencapai hampir 30 persen, lonjakan harga komoditas global dan depresiasi tajam mata uang lira juga telah mendorong inflasi lebih tinggi sepanjang tahun.

Inflasi di Turki tetap dalam dua digit selama sebagian besar dari lima tahun terakhir, yang berdampak pada pendapatan rumah tangga dan membuat negara itu melihat perbedaan yang jauh dari pasar-pasar negara berkembang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bank Sentral Turki Disebut Sebabkan Masalah Inflasi

Orang-orang berjalan di Sile, sebuah kota nelayan kecil sekitar 70 kilometer dari Istanbul, Turki, pada 7 Desember 2020. Kekhawatiran akibat COVID-19 menyebabkan semakin banyak penduduk di kota terbesar Turki, Istanbul, pindah ke distrik tepi pantai terpencil kota tersebut. (Xinhua/Osman Orsal)

Analis menyebut kredibilitas bank sentral Turki yang terkuras terutama harus disalahkan atas masalah inflasi.

Erdogan memecat tiga gubernur bank terakhir karena ketidaksepakatan kebijakan.

Di bawah tekanan dari presiden untuk stimulus, bank secara tak terduga memangkas suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin menjadi 18 persen bulan lalu, mengirim lira ke rekor terendah.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah Turki memulai inspeksi tingkat tinggi terhadap supermarket terbesar di wilayahnya untuk "penetapan harga yang tidak masuk akal" dan "korban konsumen".

Selain itu, negara tersebut juga menyelidiki beberapa harga sarapan di restoran - restoran di provinsi timur Van.

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan bahwa peningkatan produksi pangan di desa-desa sangat penting untuk mencegah harga yang eksploitatif.

Pada awal 2019 - di tengah krisis mata uang yang menyebabkan inflasi melonjak - pemerintah Turki membuka pasarnya sendiri untuk menjual sayuran dan buah-buahan murah secara langsung, memotong pengecer yang dituduh menaikkan harga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya