Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang Raisa tak pernah merasa kurang percaya diri? Penyanyi kelahiran 6 Juni 1990 itu menekankan bahwa kepercayaan diri yang dimilikinya kini tak didapat tiba-tiba, melainkan dibangun secara bertahap.
"Seiring aku mengenal diri aku sendiri, aku tahu roots of my insecurities. Dasar-dasar, asal-asal aku nggak percaya diri di bagian ini, di bagian itu," kata Raisa kepada Liputan6.com, usai jumpa pers penunjukan dirinya sebagai brand partner Lancome, Kamis, 30 September 2021.
Ia mengaku butuh waktu untuk belajar mengatasi akar dari ketidakpercayadiriannya. Ia tak ingin sekadar buat afirmasi yang palsu.
Baca Juga
Advertisement
"Enggak sekadar enggak boleh enggak pede, tapi kita harus sadari itu (sumber ketidakpercayadirian), dan benerin kenapa enggak pede di bagian itu," ucapnya.
Ia sendiri menganggap kurangnya percaya diri adalah momen untuk lebih mengenali diri sendiri. Semua memerlukan proses. "Enggak ada yang dalam satu hari insecurities kita hilang, tapi ya dia butuh komitmen untuk overcome itu," kata dia.
Bagi Raisa, salah satu sumber ketidakpercayaan dirinya adalah media sosial. Ia merasa, dengan budaya di media sosial, banyak orang terdorong untuk membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain.
"Itu salah satu kayak roots insecurities di mana-mana, tiba-tiba jadi enggak pede lihat orang karena kita lihat orang lebih apa, lebih apa menurut kita," sambung dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tips Bermedia Sosial
Karena itu, ia berusaha untuk mengendalikan diri ketika berselancar di media sosial. Saat merasa kurang percaya diri, ia memilih menghindar dari media sosial.
"Tapi pas aku hari hari lagi seru banget, lagi pengen cari inspirasi, segala macam, aku ngelihat sosmed. Cari-cari inspirasi dengan mindset yang kuat," imbuh pelantun lagu 'You Better Believe Me' itu.
Raisa pun memilih untuk memberdayakan sesama perempuan lewat apa yang ia bisa. Terlebih, ia kini bergabung dengan brand kosmetik asal Prancis yang berencana meluncurkan proyek dukungan literasi untuk perempuan.
"Kasus literasi belum banyak dapat perhatian, pastinya jadi sesuatu yang fulfilling buat kita," sambung dia.
Program literasi untuk perempuan itu menjadi bagian dari program CSR Lancome global. Tiffani Sionader, Brand General Manager Lancôme, menerangkan program sudah berjalan di 35 negara, dan Indonesia akan menyusul.
"Belum bisa info kapan, tapi pasti akan ada," sahutnya.
Advertisement
Beauty Junkie
Raisa menyebut dirinya sebagai beauty junkie. Nyaris setiap ada produk yang sedang naik daun dan direkomendasikan teman-temannya, ia pasti mencobanya. Tak hanya kosmetik, tetapi juga rangkaian perawatan wajah.
"Skincare itu me time buat aku. Aku banyak urusin orang lain, tapi di kamar mandi, saat sendiri, aku punya waktu merawat diri sendiri dengan my simple luxurious skincare," ujarnya.
Serum dan eye cream menjadi salah dua dari produk perawatan wajah yang rutin dipakai. Untuk serum, ia memakainya dua kali sehari pada pagi dan malam untuk menjaga skin barrier-nya. Sementara, eye cream diperlukan untuk membantunya merawat kesehatan kulit di sekitar mata dan bulu mata.
"Tiap hari aku pakai maskara, hapus, pakai, hapus, pakai, jadi bulu mataku harus kuat," ucapnya.
Gaun Pernikahan Raisa
Advertisement