Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali memperpanjang penerapan PPKM level di Jawa dan Bali hingga 18 Oktober 2021. Dalam perpanjangan ini, pemerintah akan membuka Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali untuk uji coba pembukaan penerbangan internasional.
"Bandara Ngurah Rai Bali akan dibuka untuk internasional pada tanggal 14 Oktober 2021, selama memenuhi ketentuan dan persyaratan mengenai karantina, test, dan kesiapan satgas," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers PPKM, Senin (4/10/2021).
Ia menyebut dalam uji coba itu, setiap penumpang kedatangan internasional harus memegang bukti pemesanan hotel untuk karantina minimal delapan hari dengan biaya sendiri. Namun, belum ada penjelasan lebih detail terkait wisatawan mana yang akan diiizinkan masuk ke Indonesia via Bali.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menekankan bahwa uji coba pembukaan penerbangan internasional harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Meski Indonesia berhasil mengendalikan angka penyebaran Covid-19, ia menyatakan capaian itu tidak boleh membuat semua orang lengah.
"Ada beberapa pertimbangan harus difinalkan sebelum 14 Oktober, dari segi negara (originasi), hotel untuk karantina, dan testing. Tapi yang paling penting dan jadi prioritas adalah keselamatan orang Indonesia dan terlindungi dari lonjakan kasus-kasus mutasi baru Covid-19," ujarnya dalam Weekly Press Briefing, Senin (4/10/2021).
Sandiaga menekankan bahwa penerbangan internasional itu ditargetkan untuk penerbangan langsung, bukan penerbangan transit. Kesempatan itu, sambung dia, terbuka bagi para pebisnis, ekspatriat yang kembali ke Indonesia, dan turis.
"Tapi, tidak menerima repatriasi pekerja asing," sambung Menparekraf.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Sandiaga juga menyatakan pihaknya akan mempersiapkan destinasi wisata untuk menyambuut kembali kehadiran turis mancanegara. Namun, ia membidik pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan.
Indikator berkualitas itu didasarkan pada dua faktor, yakni lama tinggal dan jumlah pengeluaran mereka selama berwisata di Bali. Hal itu penting agar bisa menciptakan peluang kerja.
"Kita akan siapkan destinasi, tidak hanya CHSE-nya, tapi transportasi end to end, terkoneksinya sepertinya apa. Seandainya ada masalah kesehatan, bagaimana dengan masalah asuransi. Juga, bagaimana mengantisipasi lonjakan kasus baru," sambung dia.
Ia ingin memastikan fasilitas kesehatan di Bali, khususnya, harus betul-betul paripurna. "Kita tidak ingin buru-buru membuka tanpa kajian dan evaluasi yang cukup, yang malah berpotensi. Kita tidak mau stop and go, tapi mau bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan," sambung Sandiaga.
Advertisement
Bantahan
Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga membantah bahwa wisatawan mancanegara yang akan masuk ke Indonesia harus melalui jasa travel agent tertentu dengan jumlah tertentu. "Kami konfirmasi Indonesia terbuka bagi wisatawan mancanegara, tapi yang kita bidik pariwisata berkualitas dan berkelanjutan lingkungan," ujarnya.
Sementara, Menko Luhut menyebut tingkat reproduksi efektif kasus Covid-19 di Jawa Bali sudah berada di bawah 1. Khusus untuk Bali masih di angka 1. Selain itu, jumlah testing yang dilakukan per hari terus meningkat sehingga dapat menurunkan positivity rate yang sudah berada di bawah 1.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan bahwa pintu masuk untuk penerbangan internasional hanya melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan Bandara Sam Ratulangi di Manado.
Aturan Makan di Tempat di PPKM Level
Advertisement