Kisah Seorang Ibu yang Anaknya Meninggal Akibat Covid-19 di Hari Seharusnya Dia Dapat Vaksin

Seorang anak meninggal dunia akibat Covid-19 di hari seharusnya mendapat vaksin.

oleh Komarudin diperbarui 05 Okt 2021, 03:02 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Cerita sedih seorang yang terkena Covid-19 belum juga berakhir. Kali ini menimpa seorang gadis berusia 15 meninggal dunia karena Covid- 19 pada hari dia seharusnya mendapatkan vaksinnya.

Jorja Halliday, dari Portsmouth, meninggal di rumah sakit Queen Alexandra pada Selasa, 28 September 2021 empat hari setelah dites positif terkena virus. Ia membatalkan vaksinasi karena harus menjalani isolasi mandiri, dilansir dari laman Insider, Senin, 4 Oktober 2021.

Hal itu diungkapkan oleh sang ibu Jorja, Tracey Halliday. Ia mengatakan bahwa siswa sekolah menengah itu adalah "gadis yang penuh kasih" dengan banyak teman. Ia bercita-cita tinggi ingin menjadi musisi dan seorang kickboxer yang berbakat.

"Dia sangat aktif, dia suka pergi keluar dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Ia juga suka menghabiskan waktu bersama saudara laki-laki dan perempuannya," kata Halliday dilansir dari laman The Guardian.

Halliday menambahkan, putrinya tumbuh dewasa. Ia berubah menjadi wanita muda yang cantik, selalu ingin membantu orang lain, selalu ada untuk semua orang.

Halliday mengatakan bahwa Jorja, yang tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ia mengalami gejala seperti flu sebelum melakukan tes PCR yang memberikan hasil positif.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Kondisi Memburuk

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Gejala remaja itu terus memburuk dan pada Senin, 27 September 2021, ia tidak bisa makan karena tenggorokannya sakit. Pada saat itu ia diberi antibiotik.

Seorang dokter membawanya ke rumah sakit karena detak jantungnya "dua kali lipat dari yang seharusnya." "Mereka menyadari betapa seriusnya itu dan saya masih diizinkan untuk menyentuhnya, memegang tangannya, memeluknya, dan yang lainnya," kata Halliday.

“Mereka mengizinkan saya melakukan itu. Saya berada pada titik di mana saya tidak dapat memahami bahwa itu terjadi," imbuh Halliday.


Bersama Putrinya

Ilustrasi penelitian vaksin Covid-19. Prasesh Shiwakoti/Unsplash

Menurut Halliday, ia bersama putrinya sepanjang waktu. Dokter berusaha mencoba memasukkan ke ventilator untuk memberi kesempatan pada tubuhnya untuk pulih.

Detak jantung putrinya sudah tidak stabil, sementara jantungnya tidak bisa menahan tekanan. Mereka bekerja sebaik yang saya kira. Mereka memberikan pelayanan medis dengan baik, tetapi mereka tidak dapat menyelamatkan putrinya.

"Dia memiliki perawatan terbaik, saya tahu bahwa mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menyelamatkannya," imbuh Halliday. Pada 3 Oktober 2021, lebih dari 159.000 orang di Inggris meninggal karena Covid-19.


Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya