Profil David Julius, Peraih Nobel 2021 Penemu Reseptor Suhu dan Sentuhan

Periah Nobel 2021 untuk bidang kesehatan diberikan kepada David Julius dan Ardem Patapoutian

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Okt 2021, 09:39 WIB
David Julius (Kanan), Penerima Penghargaan Nobel 2021 di Bidang Fisiologi Kedokteran. Foto: Tangkapan layar Instagram nobelprize_org.

Liputan6.com, Jakarta - Penghargaan Nobel 2021 kategori Fisiologi atau Kedokteran dianugerahkan kepada David Julius dan Ardem Patapoutian atas penemuan reseptor suhu dan sentuhan.

Peraih Nobel 2021 David Julius dan Ardem Patapoutian adalah dua sosok profesor dari Amerika Serikat (AS) yang menemukan bagaimana tubuh manusia mengubah sensasi fisik menjadi pesan listrik di sistem saraf. Temuan keduanya dapat mengarah pada cara baru untuk mengobati rasa sakit.

"Ini adalah penemuan yang sangat penting dan mendalam," kata Thomas Perlman dari Komite Hadiah Nobel mengutip BBC pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Terobosan David Julius di University of California, San Francisco (UCSF), datang dari menyelidiki rasa sakit terbakar yang dirasakan dari makan cabai pedas.

Dia bereksperimen dengan sumber panas cabai (capsaicin kimia) dan menemukan jenis reseptor tertentu (bagian dari sel yang mendeteksi dunia di sekitar) yang merespons capsaicin.

David Julius, PhD, adalah profesor dan ketua Departemen Fisiologi di UCSF dan memegang Ketua Morris Herzstein di Biologi Molekuler dan Kedokteran.

Dia lahir pada 4 November 1955, di Brighton Beach, Brooklyn, tempatnya bersekolah di sekolah dasar dan menengah negeri.

- 1973-1977 = Menerima gelar B.S. gelar dalam ilmu kehidupan dari Massachusetts Institute of Technology dan mendapatkan pengalaman penelitian pertamanya di laboratorium Alexander Rich mempelajari mekanisme aminoasilasi tRNA.

- 1977-1984 = Studi pascasarjananya di bidang biokimia di UC Berkeley. Dia bekerja dengan  ilmuwan lain, Jeremy Thorner dan Randy Schekman, untuk menjelaskan mekanisme pemrosesan dan sekresi hormon peptida dalam ragi Saccharomyces.

- 1984-1990 = David adalah seorang sarjana postdoctoral di laboratorium Richard Axel, di Universitas Columbia, fokusnya beralih ke neurofarmakologi dan fungsi reseptor.

Selama waktu ini, dia mengembangkan metode kloning ekspresi baru, yang memungkinkannya mengidentifikasi gen yang mengkode anggota keluarga reseptor serotonin. Da bergabung dengan UCSF pada 1989.

Fokus utama karyanya adalah untuk mengidentifikasi dan memahami mekanisme molekuler yang terlibat dalam indera sentuhan dan rasa sakit. Kelompoknya telah mengeksploitasi sifat-sifat produk alami untuk menemukan keluarga reseptor saluran ion peka suhu yang memungkinkan serabut saraf sensorik mendeteksi suhu panas atau dingin.

Saluran yang sama ini, yang dikenal sebagai saluran TRP (perjalanan), juga merespons rangsangan kimia yang membangkitkan sensasi panas atau dingin. Reseptor TRPV1, misalnya, merespons suhu hangat atau capsaicin, senyawa yang memberi cabai sensasi panas.

Demikian juga, reseptor TRPM8 merespons suhu dingin atau mentol. Reseptor TRP sangat menarik secara klinis, karena mereka banyak diekspresikan dalam jalur nyeri, dan perusahaan farmasi bekerja untuk menemukan senyawa terkait TRP yang dapat menawarkan pengendalian nyeri tanpa efek samping atau potensi adiktif dari obat opioid.

- 2013 = David dan rekan UCSF Yifan Cheng, PhD, menggunakan mikroskop elektron untuk menentukan struktur reseptor TRPV1 pada resolusi mendekati atom. Pada 2015, Julius dan Cheng menggunakan teknik yang sama untuk menentukan struktur TRPA1, yang disebut 'reseptor wasabi'.

David menikah dengan Holly Ingraham, PhD, seorang Profesor Fisiologi di UCSF. Putra mereka adalah Philip Julius.

Julius menjabat di Dewan Direksi Dana Endowmen McKnight untuk Ilmu Saraf dan merupakan anggota Dewan Penasihat Ilmiah dari Program Cendekiawan dalam Ilmu Biomedis. Dia bertugas di Komite Penasihat Ilmiah Yayasan Penelitian Kanker Damon Runyon, seperti melansir ucsf.edu, Selasa (5/10/2021).


Catatan Penghargaan

David adalah anggota National Academy of Sciences dan American Academy of Arts and Science dan telah memenangkan banyak penghargaan.

Beberapa penghargaan yang telah diraih sebelum Nobel adalah:

-Kavli Prize in Neuroscience (2020).

-Breakthrough Prize in Life Sciences (2019).

-Canada Gairdner International Award (2017).

-Dr. Paul Janssen Award for Biomedical Research (2013).

-Shaw Prize (2010).

-The Penghargaan Passano (2010).

-Penghargaan Pangeran Asturias untuk Penelitian Teknis dan Ilmiah (2010).

-Penghargaan Scolnick dari Institut McGovern untuk Penelitian Otak di MIT (2007).

-Penghargaan Sains Unilever (2007) dan Penghargaan Ilmu Saraf Klaus Joachim Zülch (2006).


Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi COVID-19

Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya