Taliban Umumkan 38 Pejabat Baru, Tak Ada Satupun Perempuan

Kini, Taliban mencari dukungan internasional saat mereka bergulat dengan tantangan menakutkan ekonomi yang berada di ambang kehancuran.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Okt 2021, 16:53 WIB
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dengan puluhan anggota bersenjatanya. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Kabul - Taliban menggandakan ketahanan pemerintahan mereka pada Senin (4/10) dengan penunjukan pejabat baru yang mencakup sejumlah orang dan ditunjuk untuk posisi wakil, kata seorang juru bicara Taliban.

Tak satu pun perempuan dari 38 penunjukan pejabat baru yang diumumkan oleh kepala juru bicara Zabihullah Mujahid, demikian dikutip dari laman AP News, Selasa (5/10/2021).

Mereka terdiri dari anggota yang seluruhnya diambil dari Taliban dengan sedikit perwakilan dari kelompok minoritas.

Penunjukan tersebut merupakan indikasi terbaru bahwa pemerintah Taliban tidak berniat mengindahkan kondisi dari masyarakat internasional bahwa pengakuan formal atas kekuasaan mereka akan bergantung pada perlakuan mereka terhadap perempuan dan kelompok minoritas.

Namun, Taliban mencari dukungan internasional saat mereka bergulat dengan tantangan menakutkan ekonomi di ambang kehancuran, kekeringan dan ancaman keamanan yang berkembang dari kelompok ISIS.

Di antara penunjukan baru adalah wakil politik untuk perdana menteri, wakil menteri, dan wakil kepala kepala Bulan Sabit Merah Afghanistan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Posisi Terbaru Untuk Pejabat Baru Taliban

Sejumlah wanita yang mengenakan burqa melarikan diri dari Lembah Panjshir untuk menghindari kerusakan akibat pertempuran antara milisi Taliban dan pasukan pemerintah yang digulingkan di Gul Bahar, Afghanistan, 2 Oktober 1996. (SAEED KHAN/AFP)

Sebagian besar posisi terdiri dari komandan dan wakil tentara dan kementerian pertahanan di seluruh provinsi Afghanistan termasuk Kabul, Helmand, Herat dan Kandahar.

Sejak kelompok militan mengambil alih Afghanistan dalam kampanye kilat pada pertengahan Agustus, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional telah menghentikan pencairan dana ke Kabul.

Amerika Serikat membekukan miliaran dolar aset yang disimpan di rekening AS oleh Bank Sentral Afghanistan.

Bantuan asing sebelumnya menyumbang hampir 75% dari pengeluaran publik Afghanistan, menurut laporan Bank Dunia.

Tanpa dana itu, Taliban tidak dapat membayar gaji sektor publik, memicu krisis ekonomi yang meningkat.

Taliban telah menggambarkan penunjukan mereka sebagai bagian dari pemerintahan sementara tetapi belum merinci apakah akan ada pemilihan.

Pada akhir September 2021, Mujahid telah menawarkan kemungkinan penambahan perempuan ke Kabinet di lain waktu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya