Liputan6.com, Jakarta - Istilah La Nina mungkin sering didengar oleh para pengamat cuaca dan para pecinta meteorologi, terutama ketika memberikan gambaran sekilas tentang kondisi cuaca selama musim dingin atau musim badai yang akan datang. Tapi, apa sebenarnya fenomena La Nina itu?
Dilansir Yahoo News, Selasa (5/10/2021), musim dingin di Amerika Serikat dapat terungkap walaupun terletak ribuan mil jauhnya di perairan terbuka Samudra Pasifik. Di sanalah akar fenomena klimatologis yang dikenal sebagai La Nina berasal, dan akhirnya dapat membantu untuk membentuk pola cuaca di seluruh dunia.
Pola tersebut terjadi ketika suhu permukaan laut di tengah dan timur Samudra Pasifik turun ke tingkat yang lebih rendah untuk waktu yang lama. Proses ini adalah kebalikan dari El Nino, fase di mana suhu permukaan laut naik sehingga berada di atas rata-rata.
La Nina dan El Nino adalah dua fase dari tiga pola iklim alami yang terjadi di sebagian besar Samudra Pasifik tropis yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO). Tiga fase ENSO dipecah menjadi fase dingin La Nina, fase hangat El Nino dan fase yang tidak hangat atau dingin, atau yang dikenal sebagai netral.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Cuaca di Amerika Serikat
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, dampak cuaca La Nina di AS seringkali terlihat selama musim dingin, meskipun pola iklim biasanya berlangsung sembilan bulan hingga satu tahun dan kadang-kadang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Selain itu, La Nina juga dapat mempengaruhi cuaca.
Salah satu tanda musim dingin La Nina adalah cuaca yang lebih lembab dari biasanya di Pacific Northwest. Biasanya, Kanada bagian barat dan AS bagian barat laut mengalami kondisi badai selama musim dingin La Nina. Namun, badai umumnya kehilangan intensitas saat melakukan perjalanan di atas Pegunungan Rocky utara. Jika badai cukup kuat, ia dapat mencapai timur dan mengirimkan salju ke bagian Midwest atau wilayah Great Lakes.
Sementara pola El Nino dapat memicu aliran uap air ke California, sehingga ketika musim dingin La Nina, uap tersebut dapat mencegah badai yang akan mengirimkan salju dan hujan ke wilayah tersebut.
Keduanya, baik La Nina maupun El Nino, cenderung mencapai intensitas puncak sejak musim gugur, sebagai dampak dari musim badai hingga musim dingin di Amerika Serikat.
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement