Liputan6.com, Kendari - Sejumlah perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Deerah (SKPD) di Sulawesi Tenggara, ikut ke Papua untuk meyaksikan PON Papua. Mereka mendampingi sejumlah atlet cabang olahraga yang bertanding sejak dua pekan lalu.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nur Endang Abbas mengatakan, kehadiran SKPD sama seperti PON dan event olahraga nasional sebelumnya. Mereka mendampingi atlet sekaligus sebagai pendukung.
"Ini kehadiran kami, untuk memberikan supporting kepada atlet," ujar Nur Endang Abbas.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, perwakilan SKPD hadir hingga menemani tim cabor di kabupaten saat PON Papua. Diharapkan, mereka bisa membawa semangat baru bagi tim dalam cabor yang akan berlaga.
"Tanggung jawab secara teknis atlet adalah KONI dan cabor, kami hadir hanya sekadar halo-halo, penggembira," tambah Nur Endang.
Namun, kehadiran SKPD tampaknya tidak terlalu banyak membantu atlet. Hingga saat ini, sejumlah atlet dan cabor masih mengeluhkan kurang maksimalnya keberadaan personel KONI Sultra dalam membantu atlet.
Meskipun demikian, KONI tidak memberikan tanggapan ketika akan dikonfirmasi wartawan. Sekum KONI Sultra tidak mengangkat telepon saat hendak dikonfirmasi wartawan.
Hingga dua minggu pelaksanaan PON Papua, atlet Sulawesi Tenggara mengeluhkan penginapan, hingga makanan. Malah, beberapa cabor harus pindah hotel karena mendapat perlakuan tidak nyaman dari pengurus. Soal ini, Sekda Sulawesi Tenggara membenarkan, tetapi beralasan, atlet pindah karena mencari hotel terdekat dari venue.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Uang Saku Tanding Belum Diberikan
Hingga dua pekan keberangkatan atlet Sulawesi Tenggara di Papua, uang saku tanding atlet ternyata belum diberikan KONI Sulawesi Tenggara. Salah seorang atlet PON Papua asal Sultra cabor dayung di nomor canoeing, Dayumin sempat menyoroti KONI. Dia mengeluhkan, atlet belum mendapatkan uang saku tanding.
Padahal, dia sudah menyumbang medali emas di Papua. Namun, ternyata KONI Sultra masih belum memberikan uang saku tanding pada semua atlet.
"Padahal provinsi lain sudah diberikan dua sampai tiga hari sebelum tanding, namun kami belum ini," ujar Dayumin, dikonfirmasi Liputan6.com.
Dia menyebut, rata-rata provinsi lain memberikan uang saku tanding sebanyak Rp5 juta hingga Rp10 juta. Jumlah ini, menjadi penyemangat atlet saat bertanding.
"Kami ragu, jangan sampai KONI berpikir uang saku pelatihan sama dengan uang saku tanding. Padahal, ketika atlet diberikan semangat, kemungkinan besar bisa mendongkrak prestasi mereka," kata atlet yang juga pernah meraih emas di PON XIX Jabar ini.
Sebelumnya, setiap atlet PON asal Sultra mengakui, sudah diberikan uang pelatda sebesar Rp2 juta per bulan. Jumlah ini rutin diberikan setiap bulan selama pelatda sekitar 3 bulan.
Terkait hal ini, Sekda Sultra Nur Endang Abbas mengakui, saat ini inspektorat masih bekerja melakukan verifikasi. Menurutnya, atlet tetap akan mendapat haknya untuk uang saku tanding.
"Tunggu saja, mudah-mudahan cepat tereliasasi. Kami berharap, semua administrasi cepat selesai dan anggaran dicairkan kepada atlet," ujar Nur Endang.
Advertisement