Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari berharap program Kartu Prakerja bisa dilanjutkan.
Namun untuk lebih lanjut bagaimana masa depan Kartu Prakerja ke depan, dia menyerahkan sepenuhnya pada pemegang kebijakan.
Advertisement
“Tugas saya bekerja sebaik-baiknya. Selanjutnya, masyarakat yang akan menilai dan menjadi juri, bagaimana sebaiknya kelanjutan program ini di pemerintahan berikutnya,” kata Denni dalam sambutannya di acara Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) Angkatan 9, Selasa (5/10/2021).
Menurutnya, jika sebuah program sudah didesain dengan matang dan berjalan dengan baik, mengapa tidak dilanjutkan saja dan memperkokoh lembaganya agar semakin kuat.
“Mengapa harus ‘reinventing the wheel’? Mengapa tidak melanjutkan program yang ada dengan memperkokoh lembaganya. Jadi, kalau Program Kartu Prakerja dirasa bermanfaat, silakan kemudian dilanjutkan,” jelasnya.
Kata Denni, memang program Kartu Prakerja hadir untuk menjawab dua problem utama ketenagakerjaan Indonesia, yakni kecilnya lowongan kerja dan rendahnya skill angkatan kerja kita.
“Kartu Prakerja menghadirkan solusi dengan berbagai reformasi berkelanjutan kepada publik. Di antaranya dengan menekankan diri pada end to end digital, customer centric product, tim yang solid, serta good governance yang diakui BPK, BPKP dan KPK,” ujarnya.
Selain itu, Kartu Prakerja sebagai sebuah produk berjalan tidak hanya dengan pendekatan menghabiskan anggaran pemerintah. Melainkan, merespon kesulitan yang dialami masyarakat dalam meningkatkan keterampilan.
“Kami hadir untuk merespon amanat penderitaan rakyat dengan melihat konteks sosial di masyarakat. Karena itu, situs web prakerja.go.id pun sangat berbeda bila dibandingkan portal institusi milik pemerintah lainnya. Kami berusaha dekat dengan konsumen, termasuk dengan menggunakan bahasa kekinian,” jelas Denni.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selanjutnya
Oleh karena itu, dengan inovasi yang dilakukan PMO, Kartu Prakerja mendapat rating 4,8 dari skala 5 dari konsumennya. Apresiasi juga diterima melalui berbagai survei seperti Survei Evaluasi Prakerja, Sakernas BPS, Cyrus Institute, CSIS dan Bank Dunia.
Dia juga menggarisbawahi, sebagai beasiswa pelatihan yang diberikan dalam nuansa semi bantuan sosial di masa pandemi, narasi yang diberikan Kartu Prakerja bukan pada belas kasihan pada penerima manfaat, tapi lebih kepada memandirikan peserta.
“Di sinilah pentingnya upaya calon penerima Kartu Prakerja untuk mendaftarkan dirinya sendiri jika ingin mengikuti program ini,” ujarnya.
Adapun sejak bergulirnya Gelombang 1 Kartu Prakerja pada satu hari pasca penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) April 2020, Kartu Prakerja telah berjalan hingga 21 gelombang dan menjangkau peserta dari 514 kabupaten kota se-Indonesia.
Advertisement