Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini muncul relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka menamakan diri Relawan Bala Anies.
Ketua Relawan Bala Anies, Sismono Laode menyatakan mendukung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu sebagai Presiden Republik Indonesia.
Advertisement
"Bagi kami, Anies Baswedan menjadi salah satu tokoh yang diimpikan rakyat Indonesia dan layak memimpin Indonesia di masa depan," ucap Laode, Senin 4 Oktober 2021.
Munculnya relawan Anies itu lantas menuai tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak. Salah satunya Direktur Eksekutif Indonesia Politican Review Ujang Komarudin.
Ujang menilai munculnya Relawan Bala Anies merupakan hal wajar. Menurut dia, sangatlah wajar bermunculan fenomena relawan pendukung capres.
Ujang mengatakan, para relawan sudah ancang-ancang untuk mendukung jagoan capresnya saat ini meski ajang Pilpres masih 3 tahun lagi.
"Jadi para relawan sudah ancang-ancang untuk dukung mendukung sejak saat ini. Kita tahu Sahabat Ganjar (Pranowo) juga sudah dideklarasikan di banyak kota di dalam dan luar negeri. Jika ada relawan dukung Anies itu hal biasa saja," kata Ujang, Selasa (5/10/2021).
Berikut sederet tanggapan terkait munculnya relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihimpun Liputan6.com:
1. Relawan Bala Anies
Muncul sebuah kelompok menamakan diri mereka Relawan Bala Anies. Ketua Relawan Bala Anies, Sismono Laode menyatakan mendukung gubernur DKI Jakarta itu sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Bagi kami, Anies Baswedan menjadi salah satu tokoh yang diimpikan rakyat Indonesia dan layak memimpin Indonesia di masa depan," ucap Laode kepada merdeka.com, Senin 4 Oktober 2021.
Dia mengaku Relawan Bala Anies sudah ada sejak 2020. Meskipun Laode sebagai Ketua, ia mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Anies. Alasannya, dikarenakan pandemi sehingga membuat pertemuan dan segala aktivitas dibatasi.
Laode memang tahu sejauh ini belum ada niatan dari Anies untuk maju Pilpres. Menurutnya, Anies memang fokus menyelesaikan segala permasalahan dan menuntaskan program di Jakarta.
"Pak Anies sendiri belum berpikir ke RI 1. Beliau sedang fokus membangun ibu kota dan menuntaskan janji kampanye dan Alhamdulillah sudah sudah hampir semua sudah dituntaskan," ucap Laode.
Berbicara dukungan, Laode mengakui belum ada partai politik secara terbuka menyuarakan Anies sebagai calon presiden.
Namun, ia optimis satu saat akan ada partai politik meminang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maju sebagai calon presiden.
"Kami meyakini bahwa ada kekuatan di luar kehendak manusia. Hampir semua masyarakat tidak menyangka jika Pak Anies bisa menjadi calon Gubernur DKI (karena tidak ada partai). Pun halnya, tidak ada yang menyangka jika Pak Jokowi bisa calon Presiden dari PDIP kala itu. Politik itu ibarat ilmu keajaiban," jelas Laode.
Advertisement
2. Indonesia Politican Review
Direktur Eksekutif Indonesia Politican Review Ujang Komarudin menilai wajar fenomena bermunculan relawan pendukung capres. Menurut dia, para relawan sudah ancang-ancang untuk mendukung jagoan capresnya saat ini.
"Jadi para relawan sudah ancang-ancang untuk dukung mendukung sejak saat ini. Kita tahu Sahabat Ganjar (Pranowo) juga sudah dideklarasikan di banyak kota di dalam dan luar negeri. Jika ada relawan dukung Anies itu hal biasa saja," kata Ujang, Selasa (5/10/2021).
Ujang melihat, relawan yang bermunculan karena soal momentum. Relawan tersebut juga mesti duluan untuk mendukung capres dengan harapan menjadi relawan utama.
"Karena nanti-nanti juga akan muncul relawan-relawan Anies yang lain dengan nama yang berbeda-beda dan banyak," ungkap dia.
"Yang jelas ingin jadi relawan duluan agar mendapat tempat utama di lingkaran Anies," sambung Ujang.
Menurutnya, hal wajar jika sudah mulai bermunculan relawan untuk mendukung salah satu capres. Kata dia, dalam demokrasi sah dan bebas-bebas saja karena tahun depan sudah masuk tahun politik.
"Capres dan cawapres itu sudah tancap gas dan secara intens menjalin komunikasi antar sesama elite dan sudah turun ke rakyat bawah. Bahkan mereka sudah tancap gas masuk gigi 4," tandas Ujang.
3. PDIP
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak menilai relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejatinya tidak paham betul mengenai penuntasan janji kampanye Anies. Menurut Gilbert wanprestasi program kerja Anies dalam memimpin ibu kota cukup banyak.
"Relawan sendiri tidak tahu atau kenal apa yang mereka rela bela. Rumah DP Rp0, banjir, transportasi, dan lain-lain semua tidak terealisasi," ucap Gilbert, Selasa (5/10/2021).
Gilbert menegaskan, kritik terhadap kinerja Anies Baswedan yang disuarakan PDIP tidak hanya Formula E saja.
Namun, dari rencana itu merupakan langkah ingkar janji politik Anies. Alasannya, Formula E bukanlah program kerja DKI namun justru menguras keuangan Jakarta untuk menggelar hajatan mobil malap listrik tersebut.
Gilbert menambahkan, relawan sedianya mempertimbangkan dengan bijak sikap Anies ngotot menggelar Formula E yang merupakan sikap kurang etis dalam berpolitik. Selain tidak transparan, Anies juga dinilai justru menjadikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menjadi tameng agar Formula E tetap berlangsung.
"Utang yang sangat besar dan menggunakan uang rakyat di luar janji kampanye adalah Formula E, ini cerminan etika politik yang kurang," tuturnya.
Ia pun mendorong Anies Baswedan secara terbuka menyatakan kesiapan dirinya maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Dengan cara itu, menurut Gilbert merupakan sikap ksatria seorang sosok dalam menggunakan haknya.
"Lebih baik ksatria mengakui keinginan untuk maju Pilpres karena itu hak WNI. Tetapi tentu selesaikan dulu janji kampanye yang tidak jelas di DKI. Itu utang, manusia itu ucapannya yang dipegang," pungkas Gilbert.
Advertisement
4. Partai Demokrat
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, semua kontestan membutuhkan kelompok relawan untuk pemenangan Pilpres 2024. Tujuannya, untuk menyasar segmen-segmen yang tdak bisa dijangkau secara optimal oleh mesin politik partai.
"Semua kontestan membutuhkan kelompok relawan sebagai mesin politik untuk menyasar dan menjangkau segmen-segmen yang tak bisa dijangkau secara optimal oleh mesin politik partai pengusung dan pendukung," kata Kamhar, Selasa (5/10/2021).
Karena itu, dia menilai, munculnya relawan Anies Baswedan sebagai Capres pada 2024 wajar-wajar saja.
"Nama Mas Anies terpotret pada hasil berbagai lembaga survei sebagai salah satu figur kuat yang diharapkan tampil pada kontestasi 2024 nanti," ucap dia.
Kamhar menilai sah-sah saja jika sekelompok masyarakat secara sukarela mau berhimpun dan mengorganisasikan diri menjadi kelompok relawan untuk pemenangannya. Hal itu sebagai ekspresi dan manifestasi penggunaan hak politik serta ikhtiar politik masyarakat.
"Ini menjadi fenomena yang wajar setiap Pemilu dan Pilkada. Tak hanya Mas Anies, nama-nama lain yang santer terekam pada hasil survei juga demikian, mulai ada kelompok relawan yang terbentuk," kata dia.
Kamhar mengatakan, partisipasi aktif masyarakat dalam memperjuangkan aspirasi politiknya akan berkontribusi nyata pada peningkatan derajat dan kualitas demokrasi jika dinamikanya berada dalam koridor pendidikan politik.
"Kelompok relawan cenderung lebih luwes dan fleksibel. Namun bisa juga sebaliknya jika terjebak pada fanatisme buta, menghalalkan segala cara, dan tak bisa dikendalikan, bisa menjadi benalu dan parasit demokrasi," pungkas Kamhar.
5. PKB
Muncul sebuah kelompok menamakan diri mereka Relawan Bala Anies. Anggota DPR Fraksi PKB Luqman Hakim Al-Jambi menyebut, partainya menghargai jika saat ini mulai muncul relawan capres 2024.
"PKB tidak mempermasalahkan jika ada orang yang ingin menjadi capres 2024 dan saat ini mulai membentuk tim sukses atau tim relawan. Setiap orang punya hak dan pilihan strategi untuk mencapai cita-cita politiknya," kata Luqman, Selasa (5/10/2021).
Luqman menuturkan, banyak nama yang telah beredar dan dibayangkan oleh sebagian pihak akan maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Di antaranya Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, tokoh PDIP Puan Maharani, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri BUMN Erick Tohir dan Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Tentu PKB juga terus mengikuti setiap dinamika, termasuk muncul dan tenggelamnya nama-nama tokoh yang kemungkinan akan berujung pada Pilpres 2024," ucap Luqman.
Menurutnya, Pilpres 2024 masih jauh dan kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja mempersiapkan diri untuk target berkompetisi pada ajang Pilpres mendatang.
"Masyarakat dan partai politik pasti sangat serius mempersiapkan Pilpres yang akan datang agar menghasilkan pasangan capres-cawapres yang mampu memberi harapan baru membangun Indonesia," katanya.
Luqman melanjutkan, saat ini pandemi Covid-19 masih mengancam. Maka prioritas utama PKB adalah membantu pemerintahan Jokowi menangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
"PKB memandang, apabila kita sukses mengakhiri pandemi covid-19, maka akan terbuka keleluasaan bagi masyarakat dan partai politik untuk melakukan penyaringan putra-putri terbaik bangsa yang pantas dititipi nasib bangsa ini dengan menjadi Presiden RI 2024-2029," pungkas Luqman.
(Lesty Subamin)
Advertisement