Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian BUMN masih melakukan pembersihan ke perusahaan pelat merah untuk bisa kembali mencatatkan tren positif.
Selain Krakatau Steel yang masih dalam proses perbaikan, Kementerian BUMN menyebut mulai mengidentifikasi perusahaan lainnya yang bermasalah.
Advertisement
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengakui saat ini proses ‘bersih-bersih’ di tubuh Krakatau Steel masih terus berjalan. Saat ini ia mengatakan, proses tersebut sedang dijalankan jajaran direksi baru dari perusahaan.
“Masih progres lah, yang pasti kita lihat teman-teman dari Krakatau Steel juga sedang lakukan pembersihan juga, makanya kemarin sudah (mencatatkan) untung,” katanya saat berbincang dengan wartawan, Selasa (5/10/2021).
Lebih Lanjut, Arya menyebutkan saat ini sedang mengidentifikasi dan mendata perusahaan–perusahaan yang menjadi target bersih-bersih Kementerian BUMN setelah yang dilakukan pada Krakatau Steel.
Hal itu, kata Arya, sebagai cara menumpas oknum-oknum nakal di dalam tubuh perusahaan BUMN yang merugikan perusahaan bahkan negara.
Ia mengakui ada oknum yang masih berkeliaran di tubuh BUMN. Kendati begitu, Arya belum memberikan informasi perusahaan pelat merah mana saja yang selanjutnya menjadi target bersih-bersih tersebut.
“Cukup besar (merugikan), memang kita marah juga itu, nanti lah disampaikan, ada itu rampok itu,” katanya tegas.
“Ada beberapa yang memang kacau (kondisi perusahaanya),” kata Arya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus di Krakatau Steel
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut bahwa jumlah utang Krakatau Steel sebesar USD 2 miliar, salah satunya adalah investasi USD 850 juta kepada proyek glass furnish yang mangkrak.
“Ini tidak bagus, ini akan kita kejar siapapun yang merugikan, ini bukannya kita ingin menyalahkan siapa-siapa, tapi penegakan hukum, bisnis proses yang salah harus diperbaiki,” katanya dalam gelaran BangkitBareng, Selasa (28/9/2021)
Dalam proses penyelesaian utang tersebut, Menteri Erick mengatakan bahwa proses restrukturisasinya berjalan dengan baik serta akan diarahkan ke go public.
Tujuannya sebagai ada tambahan dana untuk menyisil sisa utang perusahaan. Lagi-lagi, Menteri Erick menyebut bahwa hal itu sebagai bagian dari transformasi di dalam tubuh BUMN.
“Restrukturisasi berjalan dengan baik, kita kan dikejar programnya apa, step 1 ada step 2, nah step 1 kita bikin subholding di KS, agar integrated, dikelola profesional, dan kita kan go public, supaya ada funding baru penyicil utang yang 2 miliar tadi,” tuturnya.
Advertisement