Liputan6.com, Kendari - Pandemi Covid-19, menyebabkan sebagian besar kalangan pekerja putar otak mencari sumber penghasilan baru. Bahkan, orang dengan gaji tetap seperti anggota TNI pun, tetap harus banting tulang agar dapur selalu berasap.
Hal ini dialami seorang anggota TNI Kodim 1417 Kendari. Namanya, Kopda Manuel Maresyembun (39). Pria ini, tinggal di wilayah Kabupaten Konawe Selatan.
Jarak antara rumah dan kantor Kodim Kendari, sekitar 32 kilometer. Saat pandemi, biaya bolak-balik rumah-kantor setiap hari, cukup menguras saku.
Namun, pria yang pernah menjadi driver Kepala Staf Kodim 1417 Kendari ini, tak hilang akal. Saat SK tugasnya berakhir sebagai sopir di kantor, dia kemudian mencoba peruntungan menjadi sopir di Bandara Udara Halu Oleo Kendari.
Dia nekat mencicil satu unit mobil untuk dipakai mengangkut penumpang. Jumlah cicilan mobilnya, sekitar Rp3 juta lebih setiap bulan.
Baca Juga
Advertisement
Kopda Manuel, saat ditemui menceritakan, menjadi sopir angkot adalah pilihannya. Sebab, pekerjaan ini dia anggap paling ringan jika dilakukan saat jam kantor sudah berakhir.
"Kalau sudah waktunya pulang, langsung gas cari penumpang. Begini lah sejak 2 tahun lalu," ujar pria asal Maluku ini.
Dia mengakui, menjadi sopir angkot dan bertugas sebagai anggota TNI, gampang-gampang susah. Sebab, jika ada panggilan mendadak dari atasan, dia terpaksa harus meninggalkan penumpang yang sudah di ada depan mata.
"Ya harus patuh sama atasan, makanya di mobil saya selalu sisipkan kantong berisi pakaian dinas," katanya sambil tertawa.
Penghasilannya sebagai sopir cukup membantu keluarga. Gajinya sebagai anggota TNI diberikan kepada istri. Sedangkan untuk jajan, didapat dari kerjanya sebagai sopir.
"Ya, cukup terbantu lah. Meskipun kadang sulit dapat penumpang, tapi di tengah pandemi ini harus banyak-banyak bersyukur," ujar ayah satu anak ini.
Meskipun baru dikaruniai seorang bocah yang duduk di taman kanak-kanak, dia mengakui tidak mau hanya berharap dari gaji sebagai TNI. Selama masih ada jalan, dia tak malu meskipun kadang harus berdesak-desakan di antara sopir lainnya saat menunggu calon penumpang.
Dandim 1417 Kendari Kolonel Kav Agus Waluyo mengatakan, sejauh ini pihaknya membolehkan anggota tetap berusaha mencari penghasilan tambahan. Namun, melarang keras anggotanya lalai dari tugas utama sebagai anggota TNI.
"Jika ada perintah atasan, maka utamakan perintah atasan. Selama tidak melanggar dan menghalangi aturan dan jadwal kedinasan, maka lakukan yang terbaik," uajr Agus Waluyo.
Pihaknya pun mengapresiasi anggota TNI yang mau bekerja keras menghidupi keluarga dengan cara-cara kreatif dan positif. Namun, dirinya mengimbau tegas, anggota TNI tetap profesional dan menjunjung tinggi sapta marga dalam menjalankan aktivitas di kantor dan di masyarakat.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Nyaris Tak Dikenali
Menjadi sopir di bandara, menunggu calon penumpang yang baru keluar dari pesawat, banyak tantangannya. Manuel berujar, risikonya berdesak-desakan dengan sopir lain.
Dilihat sekilas, wajahnya cukup sangar. Bahkan, rekan sesama sopir angkot, belum banyak yang tahu jika dia anggota TNI. Pria yang juga pernah menekuni beladiri kempo dan yong moo do ini, nyaris tak dikenali.
Namun, karena memiliki pembawaan ramah dan sopan pada calon penumpang, Manuel mengakui jarang sepi orderan. Menurutnya, saat menawarkan jasanya, Manuel berusaha berbicara seramah mungkin kepada penumpang.
"Orang kan kadang menilai kita dari pertemuan pertama. Apalagi sebagai sopir orang yang tak dikenal, utamakan keramahan kalau mau dapat penumpang," kata Manuel.
"Dalam seminggu, saya bisa dapat Rp500 ribu. Mengingat tugas saya sebagai anggota TNI, saya hanya perlu satu kali mengantar setiap hari," ujar Manuel.
Dia juga mengakui, tak banyak dikenali oleh sopir lainnya. Di antara puluhan sopir di Bandara Udara Halu Oleo Kendari, hanya beberapa saja yang mengetahui dia merupakan seorang anggota TNI.
Keuntungannya menjadi tentara di antara para sopir, Manuel mengaku sering diminta rekan-rekannya mengantar calon penumpang yang butuh tumpangan saat waktu sudah larut malam. Biasanya, rekan-rean Manuel enggan mengantar karena takut dan jaraknya cukup jauh.
"Kalau sudah begitu, saya yang antar. Kadang kan ada penumpang yang asyik suka ngobrol, di situ kita bisa dapat teman baru," ujarnya.
Advertisement
Pernah Viral
Manuel sempat viral pada 2019. Saat itu, dia melerai dan menangkap siswa STM saat sedang tawuran di depan SPBU Rabam Kota Kendari, Jumat (6/12/2019).
Berseragam lengkap anggota TNI, Manuel saat itu kesal karena mobil dinas Kasdim nyaris dirusak para pelaku tawuran. Mobilnya, kena lemparan siswa STM saat sedang berkejar-kejaran di jalan raya.
"Awalnya, saya cuek. Karena biasa lah remaja kan apalagi anak STM. Tapi, melihat mobil pimpinan kena lempar dan penyok, pasti saya yang ditanya di kantor, kalau saya tak ada bukti ya harus tanggung jawab," cerita Manuel.
Dia lantas turun melompat dari mobil, menyergap seorang pelajar yang terlibat tawuran. Emanuel masih sempat melihat sejumlah siswa membawa benda tajam, rantai, dan pentungan kayu.
Saat itu, suara teriakannya mampu menghalau puluhan pelajar yang terlibat tawuran. Aksi Manuel, sempat viral di sejumlah media online dan televisi.