Alasan di Balik Susahnya Mengecilkan Perut

Seiring bertambahnya usia wanita, lemak perut akan makin sulit dihilangkan. Ini terjadi karena terjadi penurunan hormon estrogen.

oleh stella maris diperbarui 06 Okt 2021, 06:07 WIB
Atasi permasalahan perut kembung dan buncit sebelum hari pernikahan dengan cara berikut ini, agar tubuh tetap terlihat langsing.

Liputan6.com, Jakarta Setiap tubuh manusia, penumpukan lemak terjadi berbeda-beda. Ada yang lemak cenderung lebih banyak di area pipi, paha, lengan, bokong, hingga perut. Nah salah satu area yang sulit banget untuk disusutkan lemaknya adalah bagian perut. 

Bahkan ketika sudah berolahraga untuk menghilangkan lemak, namun perubahan hanya terlihat di bagian kaki, wajah, dan lengan. Sementara area perut tetap membuncit. 

Laman Cosmopolitan menjelaskan bahwa secara ilmiah lemak di sekitar perut memang lebih sulit dihilangkan. Pada dasarnya, lemak di sekitar perut nggak menyusut karena beberapa alasan berikut ini: 

 


1. Terlalu Banyak Asupan Gula

Personal Trainers Claire dan James dari The Midlife Mentors mengatakan bahwa poin ini menjadi salah satu faktor utama yang bikin lemak perut nggak menyusut. 

"Studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan gula yang tinggi dan penumpukan lemak perut. Ditambah lagi seiring bertambahnya usia, wanita cenderung resisten terhadap insulin, sehingga lebih sulit untuk memproses gula," kata mereka. 


2. . Kurang Hormon Leptin

 

Leptin merupakan hormon yang tugasnya mengendalikan nafsu makan dan rasa lapar. Beberapa penelitian menunjukkan, hormon leptin akan memberikan sinyak ke otak yang memberitahu ketika perut lapar. 

Namun hormon tersebut akan menurun seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita. Inilah yang membuat mengapa wanita lebih lapar dan ingin terus makan. Ketika kamu makan lebih sering, artinya lebih banyak kalori yang dibakar atau dibutuhkan tubuh. 

 


3. Stres

Nggak bisa dipungkiri, banyak hal di hidup ini yang kerap memicu hormon stres naik. Yup, saat kamu stres terjadi kenaikan hormon stres (kortisol) yang berhubungan dengan penyimpanan lemak, terutama di bagian perut. 


4. Terlalu Banyak Olahraga

 

Ternyata terlalu sering berolahraga juga nggak baik lho. James mengatakan, ketika olahraga terlalu sering akan terjadi peningkatan stres di saraf pusat hingga menyebabkan kortisol meningkat. 

Hal tersebut dapat berpengaruh negatif ke tubuh terutama area perut karena kamu kelelahan. Oleh karena itu, ada baiknya olahraga yang kamu lakukan nggak terlalu diforsir ya. 


5. Kurang Kalori

 

Selama ini mungkin kamu berhasil menurunkan berat badan, namun cepat pula angka timbangan meningkat. Ini namanya yo yo diet. 

"Yo yo diet dapat menurunkan tingkat metabolisme yang artinya metabolisme melambat," kata Claire. 

 


6. Genetik

Selain gaya hidup dan pola diet yang salah, sulitnya menghilangkan lemak perut ternyata dipengaruhi pula oleh genetik. 

 


7. Hormon

Seiring bertambahnya usia wanita, lemak perut akan makin sulit dihilangkan. Ini terjadi karena terjadi penurunan hormon estrogen. 

"Penurunan estrogen terbukti berdampak pada pendistribusian lemak yang akhirnya membuat lemak hanya tersimpan di beberapa area tubuh saja, seperti perut, pinggul, dan paha," kata Claire. 

Nah, buat kalian yang merasa sulit untuk menghilangkan lemak perut, ada baiknya mulai sekarang, kenali kebutuhan kalori dalam tubuh. 

Selain itu, makan lebih banyak protein dan lakukan olahraga yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh, agar proses pembakaran lemak lebih cepat terjadi. 

Jangan lupa, perhatian asupan gula yang kamu konsumsi. Ketika sarapan atau mau ngopi di siang hari, kamu bisa mengganti gulamu dengan sweetener. 

Rekomendasi sweetener terbaik adalah dibuat dari pemanis alami, zero calorie sehingga nggak meningkatkan gula darah. Oleh karena itu, ganti gulamu sekarang dengan pemanis alami yang memiliki tingkat kemanisan 600x dibanding gula tebu

Sweetener ini juga memiliki banyak manfaat gizi untuk tubuh lho. Mulai dari sumber pertumbuhan sel, membantuk penyerapan vitamin, seperti Vitamin A, D,E dan K, menjaga massa otot, meningkatkan sistem kekebalan, dan yang pasti baik dikonsumsi untuk penderita diabetes. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya