Liputan6.com, Jember - Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jember bernama Ananda Rahel Pratama (15) meninggal dunia beberapa hari setelah vaksinasi. Meski sebab meninggalnya belum pasti, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, telah melakukan investigasi.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Lilik Lailiyah menjelaskan, pihaknya telah meminta keterangan sejumlah pihak terkait meninggalnya siswa SMA tersebut.
"Kami sudah menerima laporan terkait hal itu dan sudah investigasi dengan meminta keterangan sejumlah pihak mulai dari petugas kesehatan hingga keluarga korban," katanya di Jember, Selasa (5/10/2021), dilansir dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, tim investigasi sudah melakukan klarifikasi kepada tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi dan pihak rumah sakit untuk memastikan apakah meninggalnya karena vaksin atau bukan.
"Setelah kami konfirmasi ke rumah sakit ternyata penyebab meninggalnya bukan karena vaksin, namun kami masih melakukan investigasi terkait kasus tersebut," tuturnya.
Ia mengatakan, petugas biasanya melakukan screening terhadap warga yang akan menjalani vaksinasi dengan mengisi form riwayat kesehatan dan menjawab sejumlah pertanyaan terkait sakit yang dideritanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penurunan Daya Tahan Tubuh
Sebelumnya keluarga korban dengan didampingi Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) RI Cabang Jember dengan penasehat hukumnya menyampaikan rilis terkait meninggalnya Ananda Rahel Pratama yang melakukan vaksinasi COVID-19 di SMA Negeri 1 Kencong pada 10 September 2021 difasilitasi oleh Puskesmas Cakru, Kecamatan Kencong.
"Setelah melakukan vaksinasi, korban mengalami penurunan daya tahan tubuh dan itu berlangsung sampai dengan delapan hari setelah vaksin dan selanjutnya dilarikan ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Balung dengan keadaan korban sudah kritis dan tidak tertolong lagi," kata penasehat hukum LPK Achmad Sarifudin Malik.
Ia mengatakan, pihak keluarga juga menyesalkan sikap arogan petugas kesehatan yang takziah ke rumah korban hingga menyebabkan perselisihan di tengah kondisi keluarga korban yang berduka.
"Awalnya pihak keluarga ikhlas menerima kejadian tersebut, namun menjadi marah karena ucapan salah satu tenaga kesehatan yang menyebabkan perselisihan," ujarnya.
Advertisement