Gunung Ile Lewotolok Alami 27 Letusan Dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok dalam periode pantau Senin (5/10/2021) pukul 00.00 Wita hingga 24.00 Wita, mengalami 27 kali letusan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2021, 10:03 WIB
PPGA Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata,Nusa Tenggara Timur (NTT) . Foto Istimewa

Liputan6.com, Lembata - Gunung Ile Lewotolok dalam periode pantau Senin (5/10/2021) pukul 00.00 Wita hingga 24.00 Wita, mengalami 27 kali letusan. 

Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian, Rabu (6/10/2021) mengatakan, dari 27 kali, letusan tertinggi sekitar 300 hingga 500 meter.

"Dalam sehari kemarin memang cukup banyak letusannya, tetapi interval letusannya tidak tentu dengan waktu paling cepat 15 menit," katanya.

Stanis menjelaskan, letusan yang terjadi di Gunung Ile Lewotolok tersebut disertai dentuman dan gemuruh lemah hingga kuat dengan lontaran lava pijar mencapai satu kilometer arah tenggara dan barat daya sejauh 300 meter.

Ia menambahkan walaupun jumlah letusannya mencapai 27 kali dalam sehari, durasi letusannya tidak lama, yakni hanya berkisar dari 24 sampai 45 detik.

Hingga saat ini gunung yang berada di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut masih dalam status siaga atau Level III setelah ditetapkan sejak Desember 2020.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pantauan Hari Ini

Sementara itu, berdasarkan laporan pemantauan Rabu (6/10/2021) pukul 00.00 Wita sampai 06.00 Wita pagi ini, intensitas letusan juga masih cukup tinggi, yakni 11 kali letusan dan tinggi letusannya masih di bawah 1.000 meter. Saat ini intensitas letusannya mulai menurun.

Pos Pemantau setempat merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki atau wisatawan agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak/kawah gunung Ile Lewotolok.

Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah gunung Ile Lewotolok.

Stanis mengingatkan agar potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

"Abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya