Liputan6.com, Kabul - Menurut sebuah kelompok hak asasi terkemuka, Amnesty Internasional, Taliban telah membunuh 13 orang etnis Hazara, termasuk seorang gadis remaja.
Dilansir dari laman BBC, Rabu (6/10/2021), Amnesty Internasional mengatakan menemukan bukti bahwa para korban dibantai di Provinsi Daykundi pada bulan Agustus.
Baca Juga
Advertisement
Sembilan orang di antaranya adalah mantan tentara pemerintah Afghanistan yang telah menyerah pada Taliban, kata Amnesty Internasional, sembari menambahkan bahwa pembunuhan itu tampaknya merupakan kejahatan perang.
Taliban membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan pada BBC bahwa laporan dari Amnesty hanya menunjukkan satu sisi cerita.
Komunitas Hazara adalah kelompok etnis terbesar ketiga di Afghanistan. Mayoritas dari mereka menerapkan Islam Syariah dan telah menghadapi diskriminasi dan penganiayaan jangka panjang di Afghanistan dan Pakistan yang didominasi Sunni.
Insiden ini adalah kedua kalinya Taliban dituduh membunuh etnis Hazara sejak kelompok militan itu berkuasa di Afghanistan bulan Agustus.
Dua dari para korban lain yang juga termasuk dugaan pembunuhan di Provinsi Daykundi adalah warga sipil, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun yang dilaporkan ditembak ketika Taliban menembaki kerumunan keluarga tentara.
Warga sipil tewas ketika mereka berusaha melarikan diri, tutur Amnesty dalam laporan yang dipublikasi hari Selasa.
"Eksekusi berdarah dingin ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan siksaan mengerikan yang sama dengan yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan," kata Agnès Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International.
"Taliban mengatakan mereka tidak menargetkan mantan pegawai pemerintahan sebelumnya, tetapi pembunuhan ini bertentangan dengan klaim tersebut," lanjutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aksi Tembak Antara Taliban dan Mantan Tentara
Laporan Amnesty Internasional sebelumnya yang dirilis pada bulan Agustus mengatakan bahwa Taliban telah membantai sembilan anggota etnis minoritas Hazara di provinsi Ghazni pada bulan Juli.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban, Qari Saeed Khosti mengatakan kepada BBC bahwa laporan tersebut sepihak dan meminta semua organisasi internasional untuk datang dan melakukan penyelidikan sendiri di lapangan.
“Ini bukan kesimpulan yang dapat diterima dan bebas dari trasparansi.”
Menurut laporan Amnesty Internasional, ada sekitar 300 anggota Taliban yang melakukan perjalanan pada tanggal 30 Agustus ke daerah dekat desa Dahani Qul, di mana anggota-anggota pasukan mantan pemerintah tinggal bersama keluarga mereka.
Mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan dan keluarga mereka berusaha melarikan diri, tetapi sayangnya Taliban berhasil mengejar mereka dan melepas tembakan.
Seorang mantan tentara membalas tembakan, berhasil menewaskan seorang anggota Taliban dan melukai yang lain. Dua mantan tentara pemerintah lainnya tewas dalam baku tembak berikutnya.
Sembilan mantan tentara lain kemudian menyerah. Namun, Taliban segera membawa mereka ke lembah sungai terdekat dan mengeksekusi mereka di sana.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement