Liputan6.com, Moskow - Rusia melaporkan 895 kematian baru akibat COVID-19 pada Selasa (5/10), yang paling banyak tercatat dalam satu hari sejak pandemi dimulai. Kremlin menyalahkan lambatnya vaksinasi COVID-19 dan virus yang lebih mematikan.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (6/10/2021), kasus meningkat setelah gelombang ketiga selama musim panas dan para pejabat sedang mempertimbangkan untuk mengembalikan pembatasan keamanan, meskipun mereka mengatakan lockdown di Moskow tidak dipertimbangkan.
Advertisement
Gugus tugas Virus Corona COVID-19 melaporkan 25.110 kasus Virus Corona COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir. Rekor korban tewas harian adalah yang keenam di Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
"Jumlahnya benar-benar sangat buruk, dan ini memang memprihatinkan. Alasan utamanya adalah tingkat vaksinasi yang tidak mencukupi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
"Virusnya semakin ganas ... Sebagai aturan, mereka yang belum divaksinasi sakit parah dan sayangnya meninggal," katanya kepada wartawan melalui panggilan konferensi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksinasi COVID-19 di Rusia
Rusia telah memberikan kedua dosis vaksin virus corona kepada 42,2 juta orang dan perlu menyuntik 35,9 juta lagi untuk mencapai kekebalan kolektif, kata Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova.
Sekitar 7,6 juta orang membutuhkan suntikan booster, katanya dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.
Rusia, yang memiliki populasi lebih dari 142 juta, telah menyetujui empat vaksin buatan dalam negeri untuk digunakan.
Keragu-raguan terhadap vaksin telah menghambat dorongan inokulasi. Rusia sering mengutip ketakutan umum produk medis baru dan ketidakpercayaan pihak berwenang sebagai alasan mereka menolak vaksinasi.
Advertisement