Bioavtur dari Sawit akan Dijual Komersil? Ini Kata Pertamina

Ke depan, Pertamina akan terus meningkatkan pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur atau bioavtur secara bertahap.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Okt 2021, 13:52 WIB
Pertamina uji coba penggunaan Bioavtur J2.4 pada pesawat CN235. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan menjual produk Bioavtur J2.4 atau avtur bercampur minyak sawit sebagai produk bahan bakar pesawat terbang. Langkah ini mengikuti dengan yang telah dijalankan pada Biodiesel 30 (B30).

“Kita yang memproduksi bioavtur ini. Jadi nantinya ini akan dijual sebagai suatu produk seperti halnya sekarang B30 biodiesel,” kata Nicke dalam konferensi Pers Seremonial keberhasilan uji terbang menggunakan bahan bakar Bioavtur J2.4, Rabu (6/10/2021).

Nicke menjelaskan, memang Pertamina melihat pengembangan Bioavtur ini memiliki rantai nilai atau value chain yang menjanjikan. Namun Kembali lagi, Pertamina tidak bisa mengontrol bahan baku CPO.

“Kita harus melihatnya secara value chain secara utuh, karena ini ada bahan baku yang tidak di kontrol oleh Pertamina yaitu CPO. Namun di sini dengan pemerintah dan juga industri CPO kita berharap ini ada suatu kebijakan yang utuh dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Ke depan, Pertamina akan terus meningkatkan pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur secara bertahap. Saat ini baru 2,4 persen, nanti akan ditingkatkan menjadi 2,5 persen hingga 5 persen.

“Kalau sekarang mulai 2,4 persen, 2,5 persen lalu 5 persen dan terus bertambah tentu kita harapkan ada suatu komitmen baik itu volume yang memang dialokasikan untuk bio avtur ini,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Komersialisasi

Pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB) lakukan ground test pertama kalinya dengan bahan bakar Bioavtur J2.4, yang merupakan bahan bakar campuran bioavtur yang dihasilkan dari bahan baku 2,4% minyak inti sawit, Rabu (08/09/2021)

Selanjutnya, terkait rencana komersialisasi, dia menegaskan masih ada aspek lain yang harus dipertimbangkan secara matang. Di mana pada 2022 Kementerian Keuangan akan menerapkan pajak karbon.

“Komersialisasi tentu ada aspek lain harus kita lihat apa lagi tahun depan dari Kementerian Keuangan akan menerapkan carbon tax tentu kita harus yang bisa lihat sebagai mekanisme,” ujarnya.

Kendati demikian, Pertamina berkomitmen akan mempersiapkan kilang-kilang Pertamina yang siap untuk memproduksi Bio Avtur, yang tentunya sesuai dengan regulasi dan standar internasional.

“Kita akan siapkan ada dua, dan yang siap di kilang Dumai dan di kilang Cilacap. Dua kilang ini komitmen kita,” ujarnya.

Sementara dalam prosesnya, Pertamina berharap ada suatu kebijakan yang utuh dari hulu ke hilir agar komersialisasi produk Bio avtur bisa berjalan dengan baik.

“Keberlangsungannya tentu kami berharap pada suatu kebijakan yang secara utuh dari hulu ke Hilir untuk kita jaga. Bagaimana supaya produk ini bisa selesai dari sisi komersialisasinya maupun dari sisi availability (kesiapannya)," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya