Liputan6.com, Majene - Seorang ibu hamil warga Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda, Majene, Sulawesi Barat harus ditandu sejauh 5 kilometer agar mendapatkan pertolongan medis. Pasien itu ditandu setelah akses jalan dari desa terputus akibat bencana tanah longsor.
Camat Ulumanda, Muh Arif mengatakan, terdapat belasan titik longsor yang memutus akses ke desa pasien setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah itu pada 4 September lalu. Lima desa dilaporkan terisolasi akibat bencana tanah longsor itu.
"Desa Kabiraan, Tandeallo, Ulumanda, Panggalli dan Popenga aksesnya terputus karena longsor. Warga itu merupakan pasien dari Puskesmas Ulumanda," kata Arif kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Arif menambahkan, tidak ada kendaraan yang mampu menembus titik longsor sehingga pasien ditandu menggunakan beberapa batang bambu dan sarung. Sejumlah warga harus bergantian menandu pasien melalui beberapa titik longsor yang berbatu dan terjal.
"Pasien sudah dirujuk ke RSUD Majene," ujar Arif.
Arif mengungkapkan, salah satu lokasi longsor merupakan titik longsor terbesar saat gempa magnitudo 6,2 mengguncang Majene pada 15 Januari 2021 lalu. Lokasi itu kembali longsor setelah hujan deras mengguyur.
"Kita terus melakukan koordinasi dengan pihak provinsi karena jalan poros Salutambung-Urekang masuk jalan strategis provinsi," ungkap Arif.
Menurut Arif, terdapat 9.000 kepala keluarga terisolasi di lima desa itu. Persediaan bahan pokok mereka mulai menipis. Ia juga masih menunggu alat berat masuk ke lokasi untuk membersihkan material tanah longsor, sehingga bantuan dapat segera mengalir.
"Saat ini baru kendaraan loader yang ada di lokasi membersihkan tumpukan material longsor, ekskavator masih terkendala. Semoga segera teratasi, kasihan warga kalau lama terisolasi," tutup Arif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.