WHO hingga Joe Biden, Ini 5 Favorit yang Dijagokan Jadi Pemenang Nobel Perdamaian 2021

Nobel Perdamaian 2021 akan segera diumumkan, siapa yang jadi favorit?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Okt 2021, 10:33 WIB
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat mengenakan APD selama kunjungan lapangan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah, Selasa (2/2/2021). Tim WHO tengah menyelidiki asal-usul virus corona. (AP Photo/ Ng Han Guan)

Liputan6.com, Oslo - Musim Nobel sudah tiba. Para komite Nobel di Norwegia mulai mengumumkan para pemenang secara bertahap, dan seperti biasa calon pemenang Nobel Perdamaian menjadi spekulasi internasional.

Dalam surat wasiatnya, Alfred Nobel ingin ada penghargaan bagi seseorang yang melakukan yang terbaik untuk mendukung perdamaian antara bangsa-bangsa.

Pada tahun kedua pandemi COVID-19, ada nama WHO yang muncul sebagai favorit pemenang Nobel Perdamaian, ada pula nama aktivis lingkungan Greta Thunberg, dan Presiden Joe Biden.

Berikut daftar dari mereka yang dijagokan menang Nobel Perdamaian 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1. WHO

World Health Organization (WHO). Dok: WHO

Time menjagokan WHO sebagai pemenang Nobel Perdamaian 2021. Program COVAX yang mendistribusikan vaksin COVID-19 dianggap sebagai kunci bagi WHO untuk memenangkan Nobel.

CNN juga menyebut WHO memiliki kemungkinan menang yang besar.

Meski begitu, WHO tercatat memiliki selama pandemi COVID-19, seperti investigasi di Wuhan yang tidak meraih hasil jelas terkait asal muasal COVID-19. Alhasil, Australia dan Amerika Serikat menuntut adanya investigasi lebih lanjut. Pada 2020, Presiden Donald Trump juga pernah membawa keluar AS dari WHO usai menuntut agar pemimpin WHO mundur akibat pandemi COVID-19.


2. Greta Thunberg

Greta Thunberg Pemenang Penghargaan Majalah TIME 2019. (AP)

Aktivis lingkungan Greta Thunberg turut dijagokan oleh CNN. Para aktivis lingkungan dinilai lebih potensial menang ketimbang WHO.

"Karena peran (WHO) masih kontroversial," ujar Dan Smith, direktur Pengamat dari Stockholm International Peace.

Smith berkata situasi iklim 2021 membuat aktivis lingkungan mendapatkan sorotan, seperti terjadinya begitu banyak banjir, melelehnya es di kutub, dan jelang dimulainya acara lingkungan COP26 yang bergengsi di Glasgow.

Time turut menjagokan Greta. Pada 2019, gadis Swedia ini juga menjadi Time's Person of the Year.


3. Alexei Navalny

Dalam file foto pada Minggu, 24 Februari 2019 ini, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ikut serta dalam pawai untuk mengenang pemimpin oposisi Boris Nemtsov di Moskow, Rusia.(Photo credit: AP Photo/Pavel Golovkin, File)

Nama Alexei Navalny turut dijagokan oleh Time.

Alexei Navalny adalah aktivis Rusia yang diduga diracun oleh rezim Vladimir Putin. Ia selamat dari upaya pembunuhan itu.

Namun, Navalny nekat pulang ke Rusia, dan malah ditangkap oleh rezim Putin. Ia kini terkenal di Eropa sebagai simbol perlawanan terhadap sistem pemerintahan otoriter.

Saat ini, Navalny masih dipenjara di Rusia. Proses hukum terus berjalan untuk menekan Navalny.


4. Jacinda Ardern

PM Selandia Baru, Jacinda Ardern. (AP)

Nama Jacinda Ardern muncul di CNN dan Time sebagai kandidat pemimpin negara yang akan menang Nobel Perdamaian 2021.

Meski demikian, Dan Smith dari Stockholm International Peace ragu bahwa tahun ini politisi akan menang, sebab tidak ada proses negosiasi damai yang berpengaruh tahun ini.

Sosok Jacinda Ardern terkenal di dunia internasional sebagai sosok diplomatis dalam menyelesaikan masalah sosial di negaranya. Ia tak ragu-ragu minta maaf terkait kesalahan masa lalu Selandia Baru terhadap masyarakat Pasifik.


5. Joe Biden

Presiden AS Joe Biden emosi saat ditanya wartawan CNN di Swiss. Dok: C-SPAN

Nama Presiden Joe Biden turut dijagokan oleh Time, meski ia belum menjabat setahun.

Time menyorot kebijakan Joe Biden seperti kembali bergabung ke Paris Climate Agreement, kemudian menahan pembangunan tembok perbatasan Trump, dan melanjutkan pendanaan ke WHO.

Meski demikian, Time mengakui kebijakan di Afghanistan yang berantakan pada Agustus lalu.

Berdasarkan survei terbaru AP News, popularitas Joe Biden sedang anjlok dengan 49 persen responden merasa tidak puas dengan pemerintahannya. Kebijakan Biden yang dikritik mulai dari ekonomi, keamanan, imigrasi, hingga terkait Afghanistan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya