Liputan6.com, Jakarta - Terkait layanan Facebook, Instagram, dan WhatsApp down secara global pada 4 Oktober 2021, Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC, Pratama Persadha, menilai orang Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada layanan asing.
Ia berpendapat sebaiknya pemerintah menjadikan kemandirian aplikasi siber sebagai salah satu program utama beberapa tahun mendatang.
"Kita perlu aplikasi medsos lokal, email lokal dan aplikasi chat lokal. Perlu dibangun bertahap, karena jangka panjang kita sangat perlu dalam era big data saat ini. Agar tidak semua potensi ekonomi digital dikuasai orang asing, belum lagi ini juga terkait pertahanan siber negara," terang Pratama melalui keterangannya, Kamis (7/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Pria yang juga dikenal sebagai pakar keamanan siber ini menuturkan bahwa pengaruh layanan Facebook, Whatsapp, dan Instagram sudah sangat jauh, tidak hanya sebagai hiburan di dunia maya.
"Lebih jauh Facebook misalnya sudah menjadi lebih kuat dari negara dengan lebih dari 2 miliar pemakai. Bahkan Facebook sendiri direncanakan mengeluarkan mata uang sendiri," paparnya.
Facebook, Whatsapp, dan Instagram yang down pada 4 Oktober 2021 adalah yang terparah sejak kejadian serupa pada 2019.
Saat itu down lebih dari 24 jam dan kali ini layanan milik Mark Zuckerberg tersebut tumbang selama 6 jam. Akibatnya banyak yang kebingungan, terutama yang menjadikan Facebook, Whatsapp, dan Instagram sebagai tools mata pencaharian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Penyebabnya?
Pratama menjelaskan kemungkinan penyebabnya adalah kesalahan pada DNS (Domain Name System), namun apa yang menyebabkan DNS bermasalah tentu pihak Facebook yang lebih tahu.
"DNS ini mengantarkan URL tertentu dalam hal ini facebook.com ke IP tertentu di mana Facebook berada. Dalam kasus ini ada yang menarik keluar authoritative DNS route yang memungkinkan semua jaringan internet berkomunikasi dengan Facebook. Hal ini bisa juga terjadi karena human error," ucapnya menerangkan.
Pratama menambahkan, kemungkinan ada kesalahan sistem memang cukup serius. Buktinya sistem untuk komunikasi di internal Facebook juga ikut down.
"Dari keterangan internal Facebook, mereka juga akhirnya menggunakan Outlook untuk berkomunikasi sementara, karena sistem komunikasi internal mereka juga ikut down. Bahkan sejumlah pegawai Facebook langsung diturunkan ke pusat data mereka, untuk menangani masalah," ujarnya.
Menurutnya. kemungkinan hilangnya authoritative DNS route pada Facebook semakin menguat dengan perbaikan yang harus dilakukan di pusat data Facebook. Artinya para engineer Facebook juga tidak bisa mengakses sistemnya dari luar pusat data, karena ketiadaan DNS.
Advertisement
Ada Peretasan?
Pratama menuturkan, pada 2019, setidaknya empat kali Facebook, Whatsapp, dan Instagram mengalami gangguan secara bersamaan. Menurut pengakuan Facebook beberapa penyebab di antaranya karena ada update sistem baru pada layanan digital tersebut.
"Namun, kemungkinan peretasan itu juga ada. Jika akar permasalahanya di DNS, penyebabnya bisa miss configuration oleh kesalahan manusia atau karena peretasan. Sebab memang sudah berkali-kali down, dan kalau disebabkan kesalahan konfigurasi atau human error, sepertinya tidak mungkin bisa terulang terus," pungkasnya.
Infografis Facebook, Instagram & WhatsApp Tumbang
Advertisement