Bursa Saham Asia Melonjak, Indeks Korea Selatan Kospi Pimpin Penguatan

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Kamis pagi, 7 Oktober 2021, ikuti wall street yang melambung.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Okt 2021, 08:20 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (7/10/2021) dengan indeks Korea Selatan Kospi pimpin penguatan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,76 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix melompat 0,23 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 1,13 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 juga naik 0,5 persen. Bursa saham China masih libur pada Kamis pekan ini. Demikian mengutip laman CNBC, Kamis pekan ini.

Di walls street, indeks Dow Jones naik 102,32 poin ke posisi 34.416,99. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,41 persen ke posisi 4.363,55. Indeks Nasdaq bertambah 0,47 persen menjadi 14.501,91.

Penguatan wall street didorong dari optimisme investor terhadap kesepakatan plafon utang AS. Di sisi lain, pasar global juga khawatir dengan kenaikan suku bunga dan inflasi pada awal Oktober 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Dolar AS

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Adapun imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di posisi 1,5 persen. Indeks dolar AS berada di posisi 94,22. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 111,33 per dolar AS.

Harga minyak pada jam perdagangan di Asia melemah. Harga minyak Brent berjangka susut 0,12 persen menjadi USD 80,98 per barel. Harga minyak berjangka AS turun 0,45 persen menjadi USD 77,08 per barel.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya