7 Pernyataan Anies di Acara PAN, Singgung Kritik Pejabat hingga Ingin Keliling Indonesia

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku ingin keliling Indonesia setelah masa jabatannya sebagai pemimpin Ibu Kota habis pada 2022.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Okt 2021, 11:30 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) meninjau Halte TransJakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang terintegrasi dengan moda raya terpadu (MRT), Senin (25/3). Halte Bundaran HI menjadi halte TransJakarta pertama yang terintegrasi dengan Stasiun MRT. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri workshop Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan sejumlah pernyataan.

Salah satunya menurut Anies Baswedan, dirinya mengaku ingin keliling Indonesia setelah masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta habis pada 2022.

Anies menyatakan, saat ini dirinya belum memiliki rencana lain, selain hanya ingin menuntaskan amanah sebagai gubernur.

"Jadi yang ada dalam benak saya sekarang adalah, ini (jabatan gubernur) dituntaskan, bisa lapor pada umat, lapor pada masyarakat, amanat nah ini namanya sama nih (menunjuk logo PAN), amanah sudah dijalankan dengan baik, tuntas," ujar Anies dikutip dari kanal YouTube PAN TV, Rabu 6 Oktober 2021.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu pun menyinggung soal dirinya enggan menanggapi kritik ataupun pujian terhadap dirinya yang kerap bertebaran di media sosial. Anies berprinsip, jika mendapat pujian tidak terbang, mendapat cacian tidak tumbang.

"Karena itu enggak usah pusing, rileks saja kalau soal sosmed pasti begitu, makanya prinsipnya dari dulu dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang," ucap Anies.

Berikut sederet pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri workshop PAN dihimpun Liputan6.com:

 


1. Ingatkan soal Pentingnya Miliki Gagasan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melepas kontingen PON XX Papua. (Foto: Pemprov DKI Jakarta)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pengingat agar jangan pernah meremehkan kata-kata. Justru, dari rangkaian kata merupakan langkah awal menghasilkan satu gagasan dan berbentuk karya.

"Memang gagasan bentuknya kata-kata, kita sering menganggap kata-kata itu tidak penting, loh kalau kata-kata tidak penting tidak ada kitab suci," ucap Anies dikutip melalui chanel YouTube PAN Tv, Rabu 6 Oktober 2021.

Anies menjabarkan, bermula dari kata-kata mengandung sebuah gagasan, dari sebuah gagasan kemudian muncul sebuah narasi. Dari narasi timbul sebuah karya. Dengan demikian, imbuh Anies, setiap kata-kata merupakan cerminan dari sebuah gagasan.

Selama menjabat Anies mengaku tidak ingin membangun kota Jakarta hanya sebatas karya tanpa didahului makna dari karya itu sendiri.

"Kami di Jakarta pegang itu, gagasan narasi karya jangan sampai karya karya karya tapi tidak ada gagasan," tandasnya.

"Pidato ini juga isinya kata-kata semua, pesan-pesan isinya kata-kata, tapi di balik kata-kata ada pesan," sambung Anies.

 


2. Sebut di Jakarta Hal Kecil Jadi Besar, Kecemplung Got Saja Bisa Jadi Ramai

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan apresiasi kepada HIPMI dalam acara Vaksin Aman, Masyarakat Sehat #2, Jumat (3/9/2021) (Foto: YouTube)

Anies mengaku enggan menanggapi kritik ataupun pujian terhadap dirinya yang kerap bertebaran di media sosial. Anies berprinsip, jika mendapat pujian tidak terbang, mendapat cacian tidak tumbang.

"Karena itu enggak usah pusing, rileks saja kalau soal sosmed pasti begitu, makanya prinsipnya dari dulu dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang," ucap Anies.

Salah satu contoh menurut Anies pembahasan di media sosial tak perlu dirisaukan saat ia terperosok di got.

Kejadian tersebut merupakan hal kecil, bahkan menurutnya remeh, namun menjadi perbincangan masif di media sosial.

Bahkan, sang ibu mengetahui peristiwa Anies kecemplung ke got berdasarkan trending tropic di media sosial.

"Di Jakarta ini barang besar bisa enggak kelihatan barang kecil bisa menjadi gede kecemplung got saja so not important gitu, ramai," terang dia.

 


3. Ingatkan Pejabat Publik Harus Mau Dikritik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat di balkon rumah dinas Jalan Suropati, Menteng, Kamis (3/12/2020). Anies Baswedan yang masih melakukan isolasi mandiri di rumah dinas gubernur karena positif Covid-19 menyempatkan diri untuk berolahraga pada pagi ini (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kemudian Anies mengatakan bahwa pejabat publik harus siap menerima kritikan. Menurutnya, pejabat publik harus bisa menjadi kotak pos kritik semua urusan.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Anies Baswedan ditanya bagaimana menanggapi banyak pihak yang mengkritiknya.

"Menurut saya juga ini paket kalau menjadi berada di wilayah publik harus siap jadi kotak pos kritik semua urusan," kata dia.

Lebih lanjut, Anies menuturkan bahwa gubernur harus bisa mendengarkan keluhan di mana pun. Bahkan dia menyebut, pejabat publik yang tidak mau menerima keluhan dan kritikan, lebih baik di rumah saja mengurus burung.

"Datang di pertemuan apapun harus siap mendengar keluhan, karena ya inilah paketnya berada di wilayah publik. Kalau tidak mau menerima keluhan, tidak mau terima kritik, di rumah saja urus burung dan rumah tangga, kan saya melihara burung, gitu," kata Anies.

 


4. Tegaskan Beda Pendapat Bukan Musuh

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri rapat paripurna DPRD di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/10/2019). Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta mengumumkan penetapan susunan pimpinan DPRD DKI periode 2019/2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Anies melihat PAN memiliki sebuah kematangan. Bagaimana sebuah perbedaan dikelola, dan dialog dikelola.

Menurut dia, jangan pernah menganggap pihak yang berbeda pendapat sebagai musuh.

"Semuanya kalaupun itu ada perbedaan, itu lawan. Saya sering sampaikan lawan badminton itu teman olahraga, lawan debat itu teman berpikir, lawan dalam pilkada itu teman dalam demokrasi," terang dia.

 


5. Sebut Tidak Ada Survei Kepuasan Publik

(Youtube)

Lantas, Anies berujar, seiring fokus terhadap kinerja, ia bahkan mengaku selama 3,5 tahun menjabat tidak pernah melakukan survei kepuasan publik.

Menurutnya, kepuasan publik akan secara otomatis saat pemimpin kota dapat mengeksekusi program dengan baik.

Terlebih lagi, ia berkomitmen hanya menjabat sebagai Gubernur DKI tepat 5 tahun saja.

"Tidak ada yang namanya survei, DKI tidak pernah menyelenggarakan survei kepuasan publik karena kita tahu bahwa kita Insya Allah bekerja 5 tahun kita sudah komitmen bekerja 5 tahun," terang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

 


6. Sempat Berencana Jadi Gubernur DKI 2 Periode

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan pada pelantikan pengurus Badan Pengurus Daerah HIPMI Jaya 2021-2024 di Balaikota, Jakarta, Jumat (01/10/21). Anies Baswedan berharap pelantikan 325 pengurus HIPMI Jaya bisa bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/HO/HIPMI)

Anies sebelumnya memiliki rencana menjadi gubernur DKI Jakarta dua periode. Namun itu tak bisa terwujud karena tidak ada Pilkada pada 2022 lantaran diserentakan pada 2024.

Ia bilang, rencana sebelumnya pada tahun terakhir memimpin Jakarta akan kampanye untuk Pilkada menuju periode kedua. Namun karena tidak ada maka ia fokus menuntaskan kerja hingga masa jabatan selesai.

"Dulu, rencananya nanti tahun terakhir baru kampanye, ternyata tidak ada pilkada tahun depan gitu, nggak ada pilkada. Jadi ya sudah kita kerja terus aja gitu kan, nggak ada kampanye tahun depan," kata Anies.

 


7. Ingin Keliling Indonesia Usai Tak Lagi Menjabat Gubernur

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengacungkan jempol saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (21/9/2021). Anies akan menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul pada tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terakhir, Anies mengaku ingin keliling Indonesia setelah masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta habis pada 2022.

Anies mengatakan, untuk saat ini belum memiliki rencana lain hanya ingin menuntaskan amanah sebagai gubernur.

"Jadi yang ada dalam benak saya sekarang adalah, ini (jabatan gubernur) dituntaskan, bisa lapor pada umat, lapor pada masyarakat, amanat nah ini namanya sama nih (menunjuk logo PAN), amanah sudah dijalankan dengan baik, tuntas," ujar Anies.

Namun, setelah tidak lagi memiliki jabatan, Anies menjadi manusia bebas. Ia ingin berkeliling ke seluruh Indonesia.

"Nah sesudah itu saya jadi orang bebas, orang bebas. Sambil saya orang bebas, saya menikmati keliling kemana-mana, jadi saya ingin kalau boleh kemarin kan tahanan kota lima tahun, jadi abis itu kalau sudah ya saya keliling aja, kemana-mana di Indonesia," pungkas Anies.


Anies Baswedan Vs Pengembang Reklamasi Pulau H

Infografis Anies Baswedan Vs Pengembang Reklamasi Pulau H. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya