Liputan6.com, Bandung - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat menerima aduan pendakwah Ustaz Solmed atas kasus dugaan pencemaran nama baik. Solmed melayangkan aduan ke polisi pada 5 Oktober 2021 sebagai buntut dari undangan sebuah acara pengajian.
Baca Juga
Advertisement
Dia mengadukan dua orang bernama Suwarna dan Tisna ke Polda Jabar berkaitan dengan pencemaran nama baik.
"Jadi, memang yang bersangkutan pada 5 Oktober kemarin datang dan melapor dalam bentuk surat pengaduan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago, Kamis (7/10/2021).
Erdi mengatakan, pengaduan Solmed tersebut akan didalami oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jabar. Kemudian, penyidik akan memanggil saksi-saksi untuk penyelidikan.
"Tentunya surat pengaduan tersebut akan dipelajari oleh Ditreskrimsus Polda Jabar terkait permasalahan yang dilaporkan oleh Ustaz Solmed," ungkapnya.
Menurut Erdi, Solmed mengadukan terkait pencemaran nama baik. Berdasarkan surat aduan yang dilaporkan ke Polda Jabar, ada salah satu warga Pangalengan yang menyampaikan ke media sosial merasa ditipu oleh sang dai.
Hal tersebut membuat Ustaz Solmed merasa namanya dicemarkan lalu membuat aduan ke Polda Jabar.
"Ada warga dari Pangalengan, dia menyampaikan ke media sosial itu menyatakan dia merasa tertipu dengan adanya rencana kegiatan pengajian yang akan dihadiri oleh saudara Ustaz Solmed. Namun, pada waktunya yang bersangkutan tidak datang. Di situ ada dia merasa dicemarkan nama baiknya," kata Erdi.
Sebelumnya, Ustaz Solmed membenarkan ada panitia pengajian yang mengundang dirinya berceramah di Pangalengan, Bandung, bernama Suwarna. Namun, secara mendadak tempat pengajian bergeser ke Garut, bukan di tempat awal sesuai undangan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Klarifikasi
Mengingat jarak tempuh yang cukup jauh apalagi keesokan paginya Ustaz Solmed ada jadwal syuting, akhirnya ia meminta waktu untuk memikirkan hal tersebut, lalu pada akhirnya ia pun tetap memutuskan berangkat karena tak mau para jemaah kecewa.
"Lalu jam tiga setelah di Pangalengan, siang itu datanglah Panitia bersama Ustaz Suwarna, mereka bilang ayo berangkat kita ke Garut acaranya, saya spontan ngucap Innalillahi. Bukannya di Pangalengan malam ini, dia bilang bukan tapi di Garut. Saya bilang lah ini undangan di Pangalengan. Akhirnya, saya minta berikan saya untuk berpikir, Insya Allah ba'da magrib akan memberikan jawaban," ujar Solmed.
Meski memutuskan untuk tetap berangkat, Ustaz Solmed mengatakan bahwa ia sempat disarankan untuk pulang saja karena tak sesuai dengan perjanjian undangan. Tapi ternyata ketika dalam perjalanan, banyak hal yang menghambat, singkat cerita akhirnya Ustaz Solmed memutuskan untuk pulang.
"Disarankan untuk pulang karena di luar konteks tapi saya berpikir mungkin jemaah sudah menunggu sudah ramai akhirnya kita berangkat. Tiba-tiba di tengah perjalanan ada jalan putus entah tanah longsor atau apa. Ada petugas yang menyarankan untuk putar balik," dia menjelaskan.
"Nah, saya tanya sama petugas ada jalan alternatif, petugas itu bilang ada tuh jalanan sempit, satu jalur, mobil saya besar sampai di tengah ada arus dari bawah kendaraan sampai kita enggak bisa jalan selama setengah jam. Pertanyaan kita apakah kita nabrakin aja? Akhirnya kita puter dan saya videoin dan kirim ke Pak Tisna yang mengaku lurah, ke Pak Suwarna juga saya kirim kalau tidak bisa lewat," dia memungkasi.
Advertisement