PNS Afghanistan Tak Bisa Tarik Gaji, Ramai-Ramai Antre di Bank Pusat

Kondisi warga Afghanistan semenjak Taliban berkuasa makin bikin prihatin. Kali ini nasib PNS yang jadi sorotan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Okt 2021, 17:24 WIB
Kondisi politik dan ekonomi Afghanistan belum stabil. Warga ramai-ramai bikin paspor di Kabul, Afghanistan, Rabu (6/10/2021). (AP Photo/Felipe Dana)

Liputan6.com, Kabul - Kesulitan ekonomi masih terus membayangi warga Afghanistan. Selain harga makanan meroket, kini mereka tak bisa mengambil uang di ATM. 

Hal itu dirasakan oleh para PNS di Afghanistan. Mereka sudah jauh-jauh datang ke ibu kota Kabul, tetapi hasilnya nihil. 

Dilaporkan TOLONews, Kamis (7/10/2021), ada lusinan pegawai pemerintah yang datang ke ibu kota sebab kesulitan mendapatkan hak mereka. Para pegawai itu mendatangi bank sentral. 

"Kami menghadapi masalah ekonomi. Ini sudah seminggu yang datang untuk menarik gaji saya, dan gagal mendapatkannya. Tidak ada yang mendengar suara kami," ujar seorang pegawai kementerian, Mohammard Arman.

Mereka memutuskan datang ke ibu kota, sebab bank provinsi tutup. Beberapa pegawai perempuan juga ikut mengantre demi mendapatkan hak mereka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harus Sewa Hotel

Keluarga duduk di lorong, menunggu kabar anak-anak yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Anak Indira Gandhi di Kabul, Selasa (5/10/2021). UNICEF menyebut hampir dua juta anak-anak Afghanistan berisiko kekurangan gizi karena kemiskinan akut di tengah lonjakan harga bahan makanan. (AP/Felipe Dana)

Para pegawai ini ada yang datang dari provinsi Bamyan hingga Ghazani.

Masalahnya adalah mereka harus menyewa hotel di Kabul, sehingga mereka tambah rugi.

"Selain kemiskinan dan kelaparan, ini ada lagi masalah. Kami menghabiskan gaji kami dengan menginap di hotel-hotel," ujar pegawai bernama Abdul Karim Eftikhari.

Sejauh ini pihak bank belum berkomentar terkait masalah tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya