Liputan6.com, Jakarta- Algoritma pengecekan fakta merupakan hal penting untuk masyarakat Latin yang sangat bergantung dan banyak menghabiskan waktunya pada media sosial, terlebih para generasi muda.
Sebuah laporan oleh Nielsen di Amerika Serikat mengatakan, orang Latin dengan usia 18 hingga 34 hampir menghabiskan waktunya untuk menggunakan media sosial dan aplikasi percakapan, termasuk Twitter.
Advertisement
Orang Latin merupakan pengguna setia dari aplikasi percakapan terenkripsi seperti WhatsApp dan media sosial lain seperti Instagram dan Discord karena kepercayaan dan keintiman yang mereka tawarkan. Namun, dengan penggunaan media sosial yang begitu sering dan kesetiaannya kepada aplikasi percakapan terenkripsi, orang Latin justru menempatkan posisi yang rentan akan informasi yang salah.
“Ketika informasi dibagikan di jaringan tersebut, itu dapat diperkuat dengan cara yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pemeriksaan fakta karena mereka dienkripsi, aplikasi perpesanan pribadi versus di media sosial tradisional,” ucap wakil presiden seniorwawasan beragam di Nielsen, Stacie de Armas, melansir NBC News, Kamis (7/10/2021).
Ia menambahkan, “Dan akibatnya, komunitas kami menderita. Kami melihat itu dalamkeraguan vaksin dan informasi yang salah,” katanya.
Tak hanya pada media sosial, tetapi setidaknya sebanyak 20 persen dari jangkauan audiens pada 100 situs berita di AS, termasuk situs berbahasa Spanyol, merupakan orang Latin selama setahun kemarin.
Selama periode waktu tersebut, 28 persen konten yang disajikan kepada orang Latin berisi konten yang ditandai sebagai campuran, bias, sangat bias, konspirasi, atau pseudosains, sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah yang tidak mengikuti metode ilmiah.
“Itu berarti bahwa situs web yang memiliki komposisi orang Latin lebih tinggi dalam konsumsi audiens mereka, akan memiliki lebih banyak konten dalam kategori tersebut di atas” ucap de Armas.
Maka dari itu, orang Latin lebih sering menerima, mengonsumsi, bahkan membagikan berita palsu dan misinformasi secara daring daripada populasi umum.
Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement