Liputan6.com, Harrisburg - Para ahli meyakini sebuah komet terbesar yang pernah dideteksi kini memasuki tata surya bagian dalam dengan perkiraan waktu kedatangan 10 tahun.
Komet ini pertama kali dilaporkan oleh Live Science, yang didasari pada penelitian oleh Pedro Bernardinelli dan Gary Bernstein dari Universitas Pennsylvania dan diterbitkan di arXiv.org. Komet ini juga dinamai menurut namanya sebagai Komet Bernardinelli-Bernstein atau BB (C/2014 UN271).
Baca Juga
Advertisement
Komet ini setidaknya memiliki lebar 100 kilometer dan 1.000 kali lebih besar dari komet biasa. Faktanya, itu sangat besar sehingga para astronom pertama kali mengira itu adalah planet kerdil.
Namun, analisis yang sedikit lebih mendalam menyoroti bahwa itu sebenarnya bergerak cukup cepat melalui awan Oort, dikutip dari India Times, Kamis (7/10/2021).
Komet itu terlihat bahkan memiliki ekor besar yang bersinar (koma) di belakangnya, menunjukkan bahwa komet es itu bergerak menuju tata surya bagian dalam yang relatif hangat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Membahayakan Bumi
Komet ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Sampai sekarang, dia bergerak pada 29 unit astronomi (AU), di mana setiap AU adalah jarak antara Bumi dan Matahari.
Pergerakan itu akan membuat pendekatan terdekatnya ke Bumi sekitar tahun 2031, ketika akan berada di 10,97 AU, tepat di luat orbit Saturnus, kata para peneliti. Bahkan, sejauh ini manusia hanya bisa menyaksikannya dengan bantuan teleskop.
Namun, bukan berarti komet akan selalu sejauh ini dari Bumi, karena komet sebenarnya cukup dekat dari kunjungan sebelumnya.
Berdasarkan lintasan simulasi komet, penulis menemukan bahwa komet BB membuat penampilan terakhirnya sekitar 3,5 juta tahun yang lalu pada jarak 18 AU. Namun, sejak itu juga doa telah melakukan perjalanan sejauh 40.000 AU ke awan Oort.
Para peneliti menyimpulkan bahwa BB adalah komet baru yang berarti bahwa manusia belum pernah melihatnya sebelumnya. Itu pasti momen yang menarik dari perspektif astronomi.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement