Percepatan BTS 4G di Papua Barat, Menkominfo Ajak Masyarakat Jaga dengan Baik

Kemkominfo baru saja meresmikan kehadiran layanan 4G di Papua Barat dengan adanya BTS yang telah on air di dua kabupaten.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Okt 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi Tower BTS (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Papua Barat. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital nasional.

Dengan kehadiran infrastruktur ini, Menkominfo pun mengajak masyarakat untuk menjaganya dengan baik. Layanan 4G di Provinsi Papua Barat ditandai dengan dimulainya peresmian BTS yang telah on air di dua kabupaten yang mencakup Desa Isiren Kecamatan Rumberpoon dan Desa Siresi Kecamatan Soug Jaya di Kabupaten Teluk Wondama, serta Desa Kasi Indah Kecamatan Kasi Kabupaten Tambrauw.

"Setelah infrastrukturnya tersedia, tentu pesan Bapak Presiden ini dijaga dengan baik. Bukan hanya dijaga oleh Kominfo atau kontraktor, tapi dijaga bersama-sama dengan masyarakat, karena itu menggunakan APBN, uang rakyat. Jadi kita jaga bersama-sama," tutur saat rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Akses Telekomunikasi dan Peresmian BTS 4G di Provinsi Papua Barat.

Dalam siaran pers yang diterima, Kamis (7/10/2021), Menkominfo memaparkan, di Papua Barat ada 824 BTS 4G yang telah dibangun. Menurutnya, kehadiran layanan BTS 4G saat ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam pengembangan tata ruang dan pembangunan daerah.

Johnny juga meminta koordinasi dan penataan ruang pembangunan daerah nantinya memperhatikan ketersediaan coverage sinyal 4G yang saat ini menjadi aktivitas masyarakat, termasuk di masa depan.

"Jangan sampai lagi setelah ini dibangun anak sekolah mencari sinyal naik pohon, para ibu-ibu pengusaha, UMKM kita harus naik gunung untuk cari sinyal. Jangan sampai itu terjadi lagi," tuturnya.

Adapun peresmian ini sekaligus menandai layanan BTS 4G yang dibangun BAKTI Kemkominfo di 4.200 lokasi pada 2021. BTS 4G yang akan on air nantinya akan dilakukan secara bertahap.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


65 Persen BTS 4G Akan Hadir di Papua

Ilustrasi Tower BTS (iStockPhoto)

Sementara itu, Direktur BAKTI Kemkominfo Anang Latif menuturkan, total pembangunan infrastruktur BTS 4G di Papua secara keseluruhan akan berjumlah 5.204 selama 2021 dan 2022.

"Di seluruh Papua rencananya akan dibangun tambahan BTS 4G sebanyak 5.204 lokasi dalam dua tahun ini, sedangkan untuk seluruh Indonesia, BTS 4G yang akan dibangun dalam dua tahun ini totalnya 7.904 lokasi. Artinya, sekitar 65 persen dari total keseluruhan pembangunan BTS 4G nasinal berada di Papua," tuturnya.

Ia juga mengatakan, dalam program percepatan transformasi digital nasional ini, Papua mendapatkan fokus secara khusus. Dengan pertimbangan wilayah dan tingkat digitalisasnya, kuantitas BTS 4G yang dibangun pun tidak main-main.

Menurut Anang, 5.204 lokasi BTS 4G di Papua ini akan melengkapi ratusan BTS yang telah dibangun pada tahun sebelumnya. Ia mengatakan, dari 2015 sampai 2020 di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat telah dibangun sebanyak 437 lokasi. Ada 224 lokasi BTS di Papua Barat dan 213 lokasi BTS di Papua.


Menkominfo Ungkap Tantangan Membangun BTS 4G di Wilayah 3T

Sebelumnya,Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate memastikan pembangunan 4.200 Base Transceiver Station (BTS) 4G di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) akan selesai akhir tahun ini.

Pernyataan itu disampaikan Menkominfo dalam pengumuman pemenang pemilihan mitra kerja sama program penyediaan layanan seluler 4G di 7.904 BTS BAKTI pada Senin (27/9/2021).

"Kita pastikan sampai dengan akhir tahun 2021, 4.200 akan selesai karena memang sudah dikontrakkan itu," kata Johnny G. Plate.

Lebih lanjut, Menkominfo mengatakan pandemi Covid-19 menjadi salah satu kendala yang menantang pembangunan infrastruktur tersebut.

"Kita tidak bisa ingkari, proses produksi akan terkendala. Baik di dalam negeri maupun yang diproduksi di luar negeri," kata Johnny.

Tantangan lain adalah soal konstruktsi mengingat wilayah yang dituju adalah daerah yang remote dan tersebar di Indonesia. Pembatasan perjalanan dan PPKM pun juga berpengaruh pada transportasi.

"Tetapi karena ini proyek strategis, maka tentu diusahakan sedapat mungkin agar Covid-19 ini tidak menghalangi usaha kita untuk sukses dan bisa menyelesaikannya tepat waktu," kata Johnny.

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya