Liputan6.com, Jakarta Direktur Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani mengatakan, ketua dan elite partai politik memiliki tantangan jika ingin maju di Pilpres 2024. Sebabnya, tokoh-tokoh yang potensial dipilih masyarakat berasal dari kalangan di luar elite partai politik.
Hal itu melihat dari tingkat kedikenalan dan kedisukaan terhadap tokoh-tokoh calon presiden dalam survei teranyar SMRC September 2021.
Advertisement
Melihat tingkat dikenalan dan disukai, ada sejumlah nama yang kompetitif untuk dikampanyekan. Yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menparekraf Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Mensos Tri Rismaharini, dan Khofifah. Sebabnya kenaikan dikenalan tokoh tersebut berpotensi menaikan elektabilitas karena tingkat ketidaksukaan lebih kecil.
"Nama-nama itu kalau disosialisasikan secara intensif kemungkinan akan mendapatkan elektabilitas lebih baik dari pada nama-nama lain," jelas Deni saat pemaparan survei, Kamis (7/10/2021).
Contohnya terjadi pada Ganjar Pranowo. Dalam setahun terakhir tingkat dikenalan Ganjar meningkat signifikan dari 54 persen menjadi 67 persen. Elektabilitasnya juga meningkat pada simulasi semi terbuka dari 8,2 persen menjadi 15,8 persen.
Sementara itu, tokoh lainnya yang memiliki tingkat disukai cukup tinggi, meski kedikenalannya rendah adalah Khofifah (52 persen tahu, 82 persen suka), Ridwan Kamil (66 persen tahu, 82 persen suka), Risma (56 persen tahu, 82 persen suka).
Sementara Sandiaga Uno dengan tingkat dikenalan cukup tinggi 81 persen, tingkat disukai tinggi 84 persen.
Tokoh Non Elite Parpol Dominan
Deni mengungkapkan, dari nama-nama tokoh yang muncul, cenderung didominasi tokoh dari luar elite partai politik. Hanya Sandiaga, Ganjar, dan Risma yang berasal dari partai politik.
"Mereka yang potensial tersebut bukan ketua atau elite inti partai. Ini tantangan bagi elite partai bahwa pemilih lebih menyukai tokoh di luar elite inti partai," ujar Deni.
Survei teranyar SMRC diilakukan pada 15-21 September 2021. Survei memiliki 1.220 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei itu kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement