Mitratel Siap Melantai di Bursa Tahun Ini, Kapan Anak Usaha BUMN Lain?

Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO) pada akhir tahun 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 16:50 WIB
Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO) pada akhir tahun 2021. Hal itu dikemukakan oleh Arya Sinulingga, selaku Staf Khusus Menteri BUMN secara daring di Jakarta, Selasa (5/10).

Kementerian BUMN memastikan baru Mitratel, anak usaha BUMN yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021, sedangkan anak usaha BUMN lainnya masih dalam proses persiapan.

Menurut Arya, rencana IPO anak usaha BUMN yang paling dekat akan dilakukan pada 2021 adalah Mitratel. IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu akan sukses, dikarenakan mempunyai fundamental yang kuat di sektor industri telekomunikasi.

“Yang pasti Mitratel yang terdekat, perusahaan pemilik tower terbesar ini, akan menjadi bintangnya perusahaan di industry ini ,” ujar Arya dikutip Kamis (7/10/2021).

Arya mengemukakan, fundamental Mitratel dapat dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki oleh Perseroan yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.

Tidak hanya bisnis menara telekomunikasi, untuk meningkatkan kinerjanya Mitratel memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang, dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan ekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik.

Mitratel saat ini memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, namun juga didukung dengan jaringan kabel serat optik.

“Mitratel di support oleh fiber optik, sehingga tower-tower yang dimiliki Mitratel punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Dan ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel . Dari tower memang bisa diimbangi oleh perusahaan yang lain, tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful," tambah Arya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengalihan 4.000 Menara

Telkom Indonesia

Perusahaan ini sebelumnya sudah menerima pengalihan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Vice President Investor Relations PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Andi Setiawan sebelumnya menjelaskan, Telkomsel pertama kali melakukan pengalihan Menara pada 14 Oktober 2020 sebanyak 6.050 unit, kemudian Telkomsel melakukan pengalihan lagi 4.000 unit Menara pada 31 Agustus 2021.

Pengalihan ini menurut Andi bertujuan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah Mitratel, sedangkan bagi Telkomsel pengalihan menara akan menjadikan Telkomsel lebih fokus pada bisnis utamanya.

Beberapa waktu yang lalu, Menteri BUMN Erick Thohir, juga menyampaikan akan menggabungkan tower-tower yang ada di Telkom atau tim lainnya jadi satu kesatuan di Mitratel.

Sementara itu, untuk rencana IPO anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy sebagai anak usaha Pertamina yang telah ditunggu tunggu sejak lama masih harus bersabar menunggu waktu. “Kita masih menunggu persiapan Geothemal Energy,” ujar Arya.

Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN. IPO perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara Rp7,3 triliun

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya