Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah harus tetap memberikan perhatian pada sektor hulu minyak dan gas (migas), sebab masih menjadi andalan penggerak perekonomian nasional.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, peran sektor hulu migas masih memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, sektor lain bergantung pada sektor hulu migas. Baik sektor pendukung yang memasok barang dan jasa atau sektor yang memanfaatkan hasil produksi migas.
Advertisement
"Sektor pendukung itu selama ini memasok barang dan jasa ke sektor hulu migas. Kalau sektor pengguna yang gunakan seperti kilang pabrik pupuk, listrik pakai gas itu pengguna, tapi kalau pendukung transportasi alat berat itu jumlah 73 sektor," kata Komaidi, di Jakarta, Kamis (7/10/2021).
Menurut Komaidi, jika sektor hulu migas bermasalah sehingga kegiatan operasinya terganggu, maka akan berdampak pada sektor tersebut dan berakitbat pada perekonomian.
"Artinya kalau kegiatan hulu migas bermasalah sebetulnya bukan single player hulu mgias yang bermasalah, tapi ada dibelakaangnya 73 sektor ikut bermasalah dan 45 sektor di depan bermasalah," tuturnya.
Komaidi melanjutkan, sektor hulu migas tidak beroperasi maka kebutuhan migas bisa dipasok dari impor, namun sektor penunjang yang memasok barang jasa ke sektor migas akan berpengaruh.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontribusi ke PDB
Sektor penunjang industri hulu migas tersebut menyumbang 55,99 persen PDB dan menyerap 61,53 perse tenaga kerja Indonesia. Sementara sektor pengguna menyumbang 27,27 persen PDB dan menyerap 19,34 persen tenaga kerja.
"karena sektor-sektor ini melibatkan tenaga kerja, keterkaitan dengan sektor lain jadi tidak sederhana," tuturnya.
Komaidi mengungkapkan, pemerintah tidak boleh abai pada sektor hulu migas meski saat ini sedang menggalakan Energi Baru Terbarukan, karena sektor yang bergerak dalam pencarian migas ini memegang peran besar terhadap perekonomian.
"Kalau hulu migas tidak dapat perhatian atau abai karena lebih perhatikan EBT dan sudah ditinggalkan, maka resiko ekonomi cukup besar. Ini data struktur ekonomi Indonesia. Maka pemeritah harus hati-hati perlakukan sektor migas," ujarnya.
Advertisement