Liputan6.com, Jakarta - Kaesang Pangarep menuturkan, sering mendapatkan pertanyaan mengenai saham tetapi bukan mengenai fundamental dan analisis.
"Daftar untuk saham. Benar-benarkan ajarkan basic. Boro-boro mengajarkan technical analysis dan fundamental analysis. Daftar ke perusahaan sekuritas itu problem kami," ujar dia saat konfrensi virtual SimInvestLab "Fast Track to Become First Class Investor", Kamis (7/10/2021).
Founder saham rakyat ini menuturkan, pihaknya ingin terus membangun investor ritel sehingga mengerti cara masuk ke dunia saham.
Baca Juga
Advertisement
Kaesang mengatakan, mendaftarkan ke perusahaan sekuritas masih menjadi pekerjaan rumah. "80 persen call center dari 8 pagi sampai 5 sore nanya bagaimana cara daftar. Habis waktu di situ," ujar dia.
Meski demikian, Kaesang mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan jumlah investor ritel. Ia ingin masyarakat tahu kalau dunia saham itu milik semua orang baik besar dan kecil. "Selama ini dunia saham (dikira-red) sebuah dunia yang eksklusif. Padahal investasi rp 100 ribu juga bisa," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cerita Kaesang Jadi Investor Pemula
Sebelumnya, Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep berbagi pengalaman saat awal jadi investor saham.
Kaesang terjun ke pasar modal pada 2017. Saat itu, ia masih kuliah dan ingin menambah edukasi mengenai saham. Ia mengaku ketika satu bulan hingga dua bulan masuk pasar modal sempat alami rugi.
"Waktu itu iseng-iseng apa yang bisa saya kerjakan, cari-cari edukasi dunia saham. Coba-coba awal 1-2 bulan, kok rugi terus apa yang salah," ujar Kaesang saat konfrensi virtual SimInvestLab "Fast Track to Become First Class Investor", Kamis, 7 Oktober 2021.
Kaesang menambahkan, saat itu dirinya masuk saham lapis ketiga. Kemudian, ia belajar analisis fundamental dan teknikal untuk mengenal lebih dalam saham.
"Ini disclaimer. Ini saham pertama yang buat saya untung 25-30 persen saham KINO. Ternyata valuasinya rendah banget, saat itu harga Rp 1.500, harganya naik lumayan banyak. Saya pikir kalau benar-benar analisa sebaik mungkin bisa cuan juga di dunia saham," kata dia.
Kemudian Kaesang mencoba lagi masuk saham. Ia pun kembali menemui kegagalan sehingga harus cut loss.
Kaesang menyatakan ternyata banyak faktor yang mempengaruhi harga saham. "Faktor A,B,C, D yang pengaruhi harga saham sendiri. Tidak hanya analis kita sendiri. Kita harus melihat dunia luar dan ekonominya seperti apa," kata dia.Ia mengingatkan generasi muda untuk mempelajari saham terlebih dahulu sebelum terjun dan memiliki saham. Selain itu, Kaesang mengimbau agar tidak mudah terpengaruh dengan orang lain.
"Bagaimana pun kita harus pelajari saham tersebut secara teknikal dan fundamental supaya tak nyangkut," ujar dia.
Kaesang juga mengingatkan untuk mempelajari fundamental emiten sehingga tidak mudah panik. "Belajar fundamental itu kelihatannya mudah tetapi tidak segampang itu. Gunakan fundamental analisis, harga turun tidak pernah takut average down," ujar dia.
Advertisement