Liputan6.com, Jakarta - Senator di Amerika Serikat memilih memperpanjang plafon utang negara sementara waktu. Perpanjangan itu diputuskan kurang dari dua pekan sebelum 18 Oktober - hari yang diperingatkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebagai batas waktu untuk mencegah gagal bayar utang (default) AS yang pertama.
Senat, majelis tinggi Kongres AS, Dikutip dari BBC, Jumat (8/10/2021) memutuskan dengan suara 50-48 untuk memperpanjang plafon utang hingga awal Desember 2021. Tindakan sementara itu menaikkan plafon utang AS menjadi USD 480 miliar.
Advertisement
RUU itu sekarang akan disampaikan ke DPR untuk disetujui sebelum dapat dikirim ke Presiden Joe Biden untuk ditandatangani.
Pemungutan suara diadakan beberapa jam setelah pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, dari Partai Demokrat, mengumumkan bahwa kesepakatan telah tercapai.
Pengumuman itu muncul setelah apa yang dikatakan mitra Schumer dari Partai Republik, Mitch McConnell, sebagai negosiasi "dengan itikad baik" yang berlanjut sepanjang malam.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Atasi Isu Utang Sebelum Desember 2021
Anggota parlemen AS masih harus mengatasi isu utang ini di dekat batas waktu Desember yang baru untuk mencegah gagal bayar utang.
Jika AS gagal membayar utang, para analis mengatakan hal itu akan sangat merugikan peringkat kredit negara tersebut, menjerumuskan sistem keuangan global ke dalam kekacauan, dan mungkin menyebabkan resesi yang ditimbulkan sendiri.
Setelah pemungutan suara, Schumer menyebut Partai Republik telah "memainkan permainan partisan yang berbahaya dan berisiko".
"Yang dibutuhkan sekarang adalah solusi jangka panjang sehingga kita tidak melalui drama berisiko ini setiap beberapa bulan," ujar Schumer.
Ketidaksepakatan mengenai plafon - batas seberapa banyak pemerintah dapat meminjam - bukanlah hal baru dalam politik AS.
Tetapi perselisihan yang sedang berlangsung antara Partai Republik dan Demokrat telah menyebabkan kegelisahan di pasar keuangan.
Advertisement