Puluhan Remaja Garut Terpapar Radikalisme NII, Begini Doktrinnya yang Melenceng

Aktivitas remaja tersebut cukup meresahkan dengan praktik rekrutmen anggota dan mengatakan pemerintahan Indonesia saat ini tagut atau jahiliah yang wajib diperangi.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 09 Okt 2021, 04:00 WIB
Para perwakilan tokoh masyarakat dan Forkopimda Kelurahan Sukamentri Garut Kota, Jawa Barat tengah melakukan koordinasi mengenai beredarnya faham radikalisme NII yang telah merekrut puluhan remaja di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Puluhan remaja di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat terpapar radikalisme. Mereka berencana kembali mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dan menganggap pemerintahan sah saat ini tagut atau mengajak berbuat jahat dan menyekutukan Tuhan.

Kepala Kelurahan Sukamentri, Suherman, mengatakan bangkitnya paham radikal NII kali ini, berasal dari laporan warga, adanya seorang remaja berusia sekitar 15 tahun, yang aktif melakukan pembaiatan calon anggota NII.

"Karena khawatir, warga termasuk orangtuanya kemudian melaporkan hal ini ke pihak kelurahan," ujarnya.

Dalam pengaduannya, aktivitas remaja tersebut cukup meresahkan dengan praktik rekrutmen anggota dan mengatakan pemerintahan Indonesia saat ini tagut atau jahiliah yang wajib diperangi.

Total sekitar 59 warga mayoritas remaja, diduga telah terpengaruh paham radikal tersebut. "Namun, ternyata setelah ditelusuri lebih jauh, sebagian besar namanya hanya dicatut," kata dia.

Selain mengajarkan doktrin radikalisme NII, para remaja yang akan direkrut, terlebih dahulu melalui proses pembaiatan dengan pengucapan kalimat syahadat yang berbeda.

"Mereka harus melalui proses baiat dan mengucapkan syahadat yang kalimatnya berbeda dengan syahadat pada umumnya," kata dia,

Belakangan para calon anggota yang telah dicatut namanya, tidak memahami dan mengetahui secara pasti gerakan radikal NII yang diajarkan remaja tersebut.

Suherman belum mengetahui secara pasti dari mana asal muasal praktik pembaiatan yang melibatkan remaja tersebut, termasuk siapa tokoh atau guru yang dianggap sebagai mentor mereka.

Saat ini, kasus itu sudah ditangani Polres Garut termasuk melibatkan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut, untuk mendampingi para korban yang telah terpapar radikalisme itu.

"Hasil dari tabayun yang kemarin kita laksanakan. Alhamdulillah sudah ada islah dan yang bersangkutan mau menandatangani perjanjian dan akan kembali pada orangtua dan ajaran yang sesuai," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Kumpulkan Dana untuk Beli Senjata

Para perwakilan tokoh masyarakat dan Forkopimda Kelurahan Sukamentri Garut Kota, Jawa Barat tengah melakukan koordinasi mengenai beredarnya faham radikalisme NII yang telah merekrut puluhan remaja di Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat, paham NII yang berkembang di Kelurahan Sukamentri ini, terbilang radikal dengan mengajak para anggotanya untuk melawan pemerintahan yang sah.

Doktrin kuat yang diberikan, membuat remaja atau anggota yang telah masuk kelompok itu sulit dikendalikan, hingga berani meninggalkan rumah dan orangtua, termasuk lebih tunduk terhadap instruksi gurunya.

"Mereka tak segan-segan memusuhi orang tuanya bila dianggap berlawanan paham," ujar salah seorang sumber yang enggan disebut namanya.

Mereka yang telah terpapar, tak segan untuk melakukan perlawanan baik fisik termasuk verbal dengan argumen yang mereka sampaikan terhadap pendirian NII, bagi siapa pun yang menentangnya.

Bahkan, dari pengakuan beberapa anggota yang telah dibaiat, mereka tengah mengumpulkan uang untuk membeli senjata dan melawan para pihak yang dianggap musuh bagi perkembangan organisasi NII.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya