Sukses Terapkan Prokes Ketat, PON XX Papua Jadi Acuan Pelaksanaan Acara di Tengah Pandemi

PON XX Papua terbilang berhasil mengendalikan jumlah kasus COVID-19 sejak hari pertama pelaksanaannya, hal ini membuat sejumlah pihak yakin PON Papua dapat menjadli acuan pelaksanaan event lain di tengaj pandemi

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2021, 17:23 WIB
Relawan yang bertugas menjadi Satgas Prokes PON XX membagikan masker kain kepada warga yang ada di dalam kawasan Stadion Lukas Enembe (Dok. BNPB)

Liputan6.com, Jakarta PON XX Papua 2021 telah bergulir mulai 2 Oktober 2021 hingga 15 Oktober mendatang. Meski dilaksanakan di tengah pandemi, PON Papua 2021 terbilang sukses dalam mengendalikan jumlah kasus COVID-19 di lokasi penyelenggaraan.

Hal tersebut membuat berbagai pihak meyakini bahwa pelaksanaan PON Papua dapat menjadi acuan pelaksanaan perhelatan besar lain di Indonesia pada masa mendatang.

Adapun, kesuksesan Papua dalam menggelar ajang olahraga multievent berskala nasional ini salah satunya merupakan implikasi dari program vaksinasi yang telah digalakkan sejak sebelum pelaksanaan PON.

Dalam sesi bincang virtual pada Jumat (8/10/2021), Juru Bicara Satgas COVID-19 Papua Silwanus Sumule mengungkapkan hanya terdapat penambahan 57 kasus COVID-19 hingga tadi malam. Kasus-kasus ini dilaporkan tanpa gejala atau dengan gejala ringan.

“Ini untuk kami ada korelasinya. Pertama, semua atlet yang datang ke Papua pasti divaksinasi. Kedua, cakupan vaksinasi di empat tempat pelaksanaan PON berkisar antara 59 sampai 72 (persen). Artinya, hari ini kita berasumsi bahwa jikalau kita melaksanakan vaksinasi, ada hasil yang bisa kita dapatkan,” ujar Silwanus pada Jumat (8/10/2021) siang.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


5 Sukses PON Papua

Sub Satgas Protokol Kesehatan PON XX Papua Kabupaten Merauke memasang imbauan prokes PON XX Papua sebagai bentuk edukasi dan pengingat kepada penonton selama perhelatan berlangsung di Stadion Katapal, Jumat (1/10/2021). (Dok BNPB)

Sejalan dengan pandangan tersebut, Bupati Jayapura Mathuis Awiotauw mengeklaim bahwa panitia pelaksana sejak awal telah berkomitmen untuk menyukseskan pelaksanaan PON di tengah pandemi. Indikator kesuksesan yang dimaksud adalah tidak adanya klaster COVID-19 di venue pelaksanaan.

Oleh karena itu, Mathius Awoitauw mengungkapkan bahwa perhelatan PON tak boleh hanya mencanangkan empat sukses–sukses prestasi, sukses pelaksanaan, sukses administrasi, dan sukses ekonomi–tetapi juga harus menambah satu sukses lagi, yakni sukses bebas COVID-19.

“Saya pikir memang panitia PON kali ini mendapat tugas yang cukup berat. Selain empat sukses yang dicanangkan itu, tetapi juga (harus sukses) di tengah pandemi,” ujar sang Bupati Jayapura dalam kesempatan yang sama.


Belajar dari Papua

Mobil masker yang disediakan oleh Satgas Prokes PON XX (Dok. BNPB)

Di sisi lain, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB Abdul Muhari menyebutkan bahwa pelaksanaan PON 2021 merupakan momentum bagi daerah lain untuk belajar dari Papua.

“Dari sini kita bisa belajar banyak dari Papua (tentang) bagaimana melakukan kegiatan yang melibatkan banyak pihak, banyak orang, (tetapi) dengan tetap mempertahankan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Abdul Muhari pada konferensi pers virtual, Jumat (8/10/2021).

Ia pun berharap, dengan adanya tren penurunan kasus COVID-19 secara nasional, kegiatan-kegiatan ekonomi mulai bisa dijalankan dengan tetap mempertahankan protokol kesehatan COVID-19.


Tetap Menerapkan Sistem Bubble

Meski PON XX Papua 2021 belum berakhir, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi optimistis pihak penyelenggara dapat tetap mengendalikan kasus COVID-19 di lokasi pelaksanaan dengan menjalankan sistem bubble hingga akhir acara.

“Sistem bubble ini berdasarkan rencana aktivitas, di mana setiap pihak tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana aktivitasnya. Sistem bubble ini memastikan setiap peserta tidak melakukan kontak langsung dengan orang di luar bubble. Kalau ini dijalankan, semua (diharapkan) bisa berjalan dengan lancar (sampai akhir),” ujarnya.

 

Penulis: Melinda Indrasari

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya