Liputan6.com, Jakarta - Dua jurnalis meraih Nobel Perdamaian 2021. Mereka adalah Maria Ressa dari Filipina dan Dmitry Muratov dari Rusia.
Maria Ressa adalah pemimpin redaksi di Rappler, sementara Dmitry Muratov memimpin di Novaja Gazeta.
Advertisement
"Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian 2021 untuk Maria Ressa dan Dmitry Muratov atas usaha-usaha mereka untuk menjaga kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat demokrasi dan perdamaian abadi," demikian pengumuman komite Nobel, Jumat (8/10/2021).
Maria Ressa dipuji sebagai pelindung kebebasan berekspresi yang tak kenal takut. Rappler dinilai berhasil fokus kepada kampanye anti-narkoba yang mematikan di rezim Presiden Rodrigo Duterte.
Dmitry Muratov dipuji karena melindungi kebebasan berbicara di Rusia selama puluhan tahun melalui Novaja Gazeta. Sebanyak enam dari jurnalis Gazeta telah dibunuh, termasuk Anna Politkovskaja yang menulis tentang perang di Chechnya.
Meski banyak tantangan, komite Nobel memandang dua jurnalis itu tetap berpegang pada kebenaran dan memilih tetap independen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengapa Jurnalisme Itu Penting?
Pihak Komite Nobel menegaskan bahwa jurnalis memainkan peran luar biasa untuk melawan pihak-pihak yang melakukan abuse of power hingga propaganda.
"Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta bertugas untuk melindungi melawan abuse of power, kebohongan, dan propaganda perang," tulis pihak Nobel.
Kemerdekaan jurnalis itu memberikan dampak penting agar publik memahami informasi, dan hal itu menjadi syarat demokrasi dan perlindungan melawan perang dan konflik.
"Penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian ke Maria Ressa dan Dmitry Muratov diniatkan untuk menggarisbawahi pentingnya melindungi dan mempertahankan hak-hak fundamental ini," ujar pihak Nobel.
Advertisement