Indonesia Ambil Alih Presidensi Business 20 di 2022, Intip Persiapannya

Indonesia resmi memangku Presidensi Business 20 (B20) untuk periode tahun 2022 dengan menerima estafet Presidensi B20 dari Italia pada B20 Summit.

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Okt 2021, 21:32 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara serah terima Presidensi B20 dari Italia ke Indonesia pada 8 Oktober 2021 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia resmi memangku Presidensi Business 20 (B20) untuk periode tahun 2022 dengan menerima estafet Presidensi B20 dari Italia pada B20 Summit yang diselenggarakan pada 7-8 Oktober 2021 di Roma, Italia.

B20 adalah sebuah forum dialog global yang terdiri dari para pebisnis dunia, khususnya pebisnis dari negara-negara G20. Menjelang Presidensi Indonesia pada G20 Summit 2022, sepanjang tahun 2022, B20 Indonesia siap menggelar pertemuan, dialog dan merangkumkan opini pelaku usaha global dalam bentuk rekomendasi kebijakan (policy recommendations) untuk G20 Summit, yaitu konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia bersama dengan Uni Eropa.

Sudah berlangsung sejak tahun 2010, B20 secara konsisten diadakan tiap tahun sebagai bagian dari G20 dengan tujuan menyusun rekomendasi kebijakan dengan target implementasi yang jelas, fokus pada pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masing-masing negara anggota.

Rangkaian kegiatan B20 Indonesia akan resmi dimulai pada tanggal 24-25 Januari 2022 melalui kegiatan Inception Meeting yang menandai dimulainya Presidensi B20 Indonesia. Selanjutnya, rangkaian pertemuan tingkat task force dan side event akan berlangsung sepanjang tahun 2022.

Pertemuan akan mencapai puncaknya dalam B20 Indonesia Summit yang direncanakan pada tanggal 20-21 Oktober 2022 di Bali. Summit ini akan mengundang delegasi bisnis pilihan yang merupakan perwakilan dari kurang lebih 6,5 juta komunitas bisnis global yang ada dalam naungan negara-negara anggota G20.

“Indonesia siap menjalankan tugas sebagai Presidensi G20 pada tahun 2022.  Saya optimis tahun ini kita akan bisa mulai pulih, tahun depan kita bisa Recover Stronger dan kita bisa Recover Together,” tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di acara serah terima Presidensi B20 dari Italia ke Indonesia pada 8 Oktober 2021 lalu. 

“Indonesia mengharapkan dukungan dari semua negara anggota G20 dan komunitas bisnis untuk mensukseskan agenda prioritas Presidensi.  Indonesia mengundang Bapak Ibu sekalian bekerja sama dalam perdangangan, dalam industri, dalam investasi dan juga pariwisata," lanjut Jokowi.

Untuk penyelenggaraan rangkaian pertemuan B20 Indonesia, Pemerintah Indonesia telah resmi menunjuk Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk menjadi pihak penanggungjawab penyelenggara forum B20 tahun 2022.

Untuk meningkatkan rasa kepemilikan di antara pelaku usaha dalam negeri, B20 Indonesia bersama KADIN akan melakukan sosialisasi, konsultasi, dan advokasi dengan sejumlah asosiasi bisnis dan usaha Indonesia atas prioritas-prioritas yang diusung dalam Presidensi B20 Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jembatani Dialog

Calon Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid saat menyambangi Sulawesi Tenggara, Minggu (9/5/2021).(Dok. Kadin Sulawesi Tenggara)

KADIN juga bersama B20 Indonesia akan menjadi wakil dari para pebisnis B20 global untuk menjembatani dialog antara B20 dengan Pemerintah Indonesia yang mewakili suara dari negara-negara yang akan ikut serta dalam G20.

“Dengan membaiknya ekonomi dunia pasca pandemi dan dimulainya masa new normal, komunitas bisnis global sebagai pemangku kepentingan di G20 perlu memastikan bahwa proses pemulihan ekonomi yang ada terlaksana secara inklusif, berkelanjutan, dan memiliki ketahanan terhadap kondisi tidak terduga," jelas Ketua Umum KADIN Indonesia M. Arsjad Rasjid.

"Saatnya bagi pebisnis G20 untuk mengambil tindakan yang menjamin pemerataan  kesejahteraan dan inklusivitas ekonomi bagi semua. KADIN Indonesia merasa terhormat atas kesempatan menjadi fasilitator bagi penyelenggaraan B20 Summit di Indonesia,” ujar dia.

Dalam Presidensi B20 ini, Indonesia menyatakan siap menciptakan  ekonomi global yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif demi terwujudnya pemulihan yang lebih kuat dan dampak ekonomi yang berkelanjutan.  Meskipun meneruskan estafet kepemimpinan dari B20 Italia, KADIN Indonesia menyatakan bahwa posisi Indonesia sebagai negara berkembang (emerging country) menciptakan penekanan dan pendekatan yang berbeda dengan mengedepankan keseimbangan antara kebutuhan pemulihan negara maju dan negara berkembang. 

Shinta Widjaja Kamdani selaku Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin dan CEO Sintesa Group yang telah dipilih untuk menjabat sebagai Ketua B20 Indonesia pada masa Presidensi kali ini, turut menyatakan optimismenya.

“Kami terhormat dan siap untuk membawa bisnis Indonesia ke ranah global dalam iklim yang semakin dinamis ini.  Rangkaian acara dari Inception Meeting, side event serta lainnya yang telah kami canangkan diharapkan menghasilkan kerjasama kolaboratif untuk pertumbuhan inovatif, inklusif dan berkelanjutan,” jelas Shinta.

 

 

 

 

 


3 Visi Utama

Presidensi B20 Indonesia akan berfokus kepada tiga visi utama, yaitu:

1. Mengupayakan pemulihan dan pertumbuhan yang kolaboratif. Indonesia akan memfasilitasi kerjasama antar negara untuk mencapai pemulihan yang kuat dan merata;

2. Mendorong terciptanya  ekonomi global yang inovatif. Indonesia mendukung percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri;

3. Mewujudkan masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Indonesia siap memberdayakan perempuan dan UMKM untuk memaksimalkan potensi ekonomi global, serta mendukung ekonomi yang supportif terhadap keberlangsungan bumi.

Dalam Presidensi B20 Indonesia dibentuk 7 gugus tugas (Task Force)/Action Council yang meliputi Trade and Investment, Future of Work and Education, Finance & Infrastructure, Energy, Climate and Sustainability, Integrity and Compliance, serta juga Women in Business Action Council. Gugus tugas ini telah dibentuk untuk memastikan rekomendasi kebijakan yang diberikan bersifat inklusif, berkelanjutan serta  meningkatkan kesejahteraan dan pemulihan ekonomi, baik Indonesia maupun negara-negara G20 lainnya.

Dalam upaya pemenuhan visi ini, B20 Indonesia mengupayakan rekomendasi kebijakan yang saling menguntungkan dalam ekosistem global, pertumbuhan yang dinikmati oleh  semua lapisan masyarakat, serta menyeimbangkan antara momentum jangka pendek dengan dampak jangka panjang.

Rekomendasi kebijakan yang hendak disusun nantinya akan menjunjung filosofi Recovery yaitu pemulihan yang memperkuat ekonomi global di masa pasca pandemi, Reform yaitu reformasi yang membentuk ekonomi di masa new normal, dan Resilience yaitu ketahanan yang menciptakan kebijakan kemampuan bertahan menghadapi situasi yang tidak menentu.

Selain itu, Presidensi B20 juga memberikan momentum bagi Indonesia untuk menampilkan (showcasing) langkah-langkah reformasi struktural di tengah pandemi, seperti terbitnya UU Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority (Souvereign Wealth Fund). Sehingga, pada gilirannya, akan meningkatkan confidence Investor Global, membantu percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan ekonomi pada tingkat global yang saling menguntungkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya