Liputan6.com, Jakarta - Total 245.000 dosis vaksin AstraZeneca sumbangan dari Inggris telah tiba di Indonesia pada 8 Oktober 2021.
Pengiriman ini adalah kelanjutan dari dukungan Inggris bagi Indonesia dalam menangani pandemi. Sebelumnya, 620.000 dosis vaksin AstraZeneca telah tiba di Indonesia dari Inggris pada 2 Agustus.
Advertisement
Inggris juga telah mendonasikan 1,1 juta dollar AS bagi Indonesia melalui UNICEF untuk pembelian alat-alat kesehatan terutama ventilator, demikian seperti dikutip dari siaran pers resmi Kedutaan Inggris di Jakarta seperti yang diterima Liputan6.com pada Sabtu (9/10/2021).
Inggris menyumbangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, yang diproduksi oleh Oxford Biomedica di Oxford dan dikemas di Wrexham, Wales Utara. Dalam uji klinis kondisi sebenarnya di Inggris, efikasi vaksin Oxford AstraZeneca terbukti sekitar 89% efektif dalam mencegah penyakit COVID-19 yang bergejala dan 100 persen efektif mencegah penyakit bertambah parah, kebutuhan dirawat di rumah sakit, serta mencegah kematian, 21 hari setelah pemberian dosis pertama.
Hal tersebut menjadikan vaksin ini sebagai salah satu vaksin yang paling efektif yang tersedia saat ini, sebagaimana dapat dilihat dari tingginya permintaan. Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin Oxford AstraZeneca dan negara-negara Eropa lainnya telah memesan 300 juta dosis. Seluruhnya, lebih dari 1,3 miliar dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca sejauh ini telah dikirimkan sebagai pasokan ke lebih dari 170 negara.
Vaksin ini tidak hanya efektif, namun juga terjangkau. Pemerintah Inggris telah menginvestasikan 90 juta Poundsterling untuk membiayai penelitian COVID-19 Universitas Oxford dan peningkatan kapasitas produksi, dengan persyaratan bahwa tidak ada keuntungan yang diambil dalam pendistribusian vaksin AstraZeneca ke masyarakat dunia.
Karena itu, vaksin Oxford AstraZeneca hanya dihargai sekitar 4 dollar AS per dosisnya (setara Rp 55,000) atau hampir tiga kali lebih murah dari vaksin dengan harga terendah yang kedua.
Untuk alasan ini, negara-negara berpendapatan rendah dan menengah telah mampu memperoleh lebih dari setengah miliar dosis vaksin Oxford AstraZeneca, dengan pembelian langsung atau melalui COVAX. Bahkan, lebih dari 65% donasi yang dilakukan melalui mekanisme COVAX dan telah didistribusikan secara gratis kepada 92 negara berkembang merupakan vaksin Oxford AstraZeneca.
Dengan sumbangan sekitar 548 juta Poundsterling, Inggris adalah salah satu donor terbesar bagi COVAX yang merupakan upaya global untuk menyediakan vaksin bagi semua orang di dunia.
Janji PM Inggris untuk Berbagi 100 Juta Dosis Vaksin
Memasok sebegitu banyak vaksin dalam jangka waktu yang singkat bagi seluruh dunia adalah sebuah tantangan besar. Kebijakan bantuan lain yang dilakukan Pemerintah Inggris adalah meningkatkan persediaan vaksin dengan mendukung alih teknologi AstraZeneca kepada produsen obat-obatan lainnya dalam bentuk pemberian lisensi secara global. Hal ini berarti terwujudnya 20 rantai pasokan baru di seluruh dunia dan meningkatnya persediaan sehingga vaksin ini dapat mencapai lebih banyak orang.
Pengembangan vaksin ini oleh Universitas Oxford dan keputusan dukungan Pemerintah Inggris agar vaksin ini dapat diterima seluruh dunia hanya dengan membayar biaya produksi, serta proses alih teknologi bisa jadi sejauh ini merupakan tindakan yang paling efektif dan murah hati yang dilakukan oleh sebuah negara demi mengatasi pandemi global.
Donasi terkini untuk Indonesia dari Inggris ini menunjukkan bahwa Inggris melakukan upaya terbaiknya dalam mendukung pasokan vaksin Indonesia terus tersedia dan bukti dari persahabatan erat serta ikatan yang kuat antara Inggris dan Indonesia.
Upaya global Inggris ini akan terus berlanjut sesuai dengan janji Perdana Menteri Inggris pada pertemuan G7 pada bulan Juli di Cornwall bahwa Inggris akan berbagi 100 juta dosis vaksin hingga tahun depan, dimana 30 juta dosis akan dikirimkan sebelum akhir 2021. Setidaknya 80 juta dari 100 juta dosis akan dikirimkan melalui COVAX dan sisanya secara langsung kepada negara-negara yang membutuhkan. Sumbangan ini mengikuti janji para pemimpin negara-negara G-7 dalam memvaksinasi dunia dan mengakhiri pandemi pada tahun 2022.
Advertisement