Liputan6.com, Jakarta Kita semua mungkin setuju bahwa ghosting bukanlah satu tindakan yang baik. Namun hingga saat ini tetap masih banyak orang memilih untuk melakukannya.
Bahkan setelah tiba-tiba menghilang, beberapa dari mereka pun ada yang kembali datang menghampiri atau yang juga dikenal dengan sebutan zombieing.
Advertisement
"Mereka yang melakukan ghosting sebenarnya merupakan orang-orang yang takut untuk membicarakan perasaan mereka secara gamblang. Tentu orang seperti itu bukanlah yang Anda inginkan," ujar pakar hubungan Amy North dikutip Elite Daily, Sabtu (9/10/21).
Menurut Amy, ghosting sendiri sudah dapat menciptakan rasa yang cukup buruk. Apalagi jika ditambah dengan zombieing, kondisi dimana mereka mungkin bertindak seolah tak ada masalah dan tidak sama sekali merasa bersalah atas tindakannya tersebut.
"Kita sebenarnya mengajarkan orang lain tentang bagaimana cara mereka memperlakukan kita. Artinya, ketika kamu mengizinkan dia yang sudah tiba-tiba menghilang untuk kembali datang, maka ia akan berpikir bahwa itu tidak masalah. Ia pun mungkin akan melakukannya lagi di kemudian hari," ujar certified counselor, Patti Sabla.
Lalu, bagaimana cara menghadapinya?
Pahami apa yang Anda inginkan
Cara pertama yang dapat dilakukan saat dihadapkan dengan kondisi zombieing ialah pahami apa yang benar-benar Anda inginkan. Dengan begitu, Anda bisa membuat keputusan terkait apakah akan ada kesempatan kedua atau tidak.
Namun jika Anda sudah tahu bahwa melanjutkan relasi dengannya hanya akan menimbulkan rasa sakit di kemudian hari, karena potensi ghosting yang masih mungkin terjadi, maka pahamilah bahwa Anda bisa mengakhiri hubungan tersebut.
Ciptakan batasan tegas
Menciptakan batasan atau boundaries memang bukanlah sesuatu yang mudah, namun hal ini dinilai sangat penting dalam sebuah hubungan. Jika Anda tidak ingin menerima kembali dia yang telah pergi, maka buatlah batasan yang harus ia ketahui.
"Seringkali, ketika masalah boundaries muncul dalam suatu hubungan, itu membuka ruang untuk berkomunikasi dan pemahaman yang lebih baik antar satu sama lain," ujar pelatih spiritual, Heather Kristian Strang.
Heather mengungkapkan, hal tersebut juga bisa membuka kesempatan untuk masing-masing individu bertumbuh lebih dalam karena saling menghormati batasan-batasan yang ada. Batasan tersebut juga akan memberikan kesempatan untuk seseorang menentukan pilihan.
"Ketika Anda sudah menetapkan batasan, ia akan dihadapkan dengan dua pilihan yakni melangkah maju atau mundur dari hidup Anda. Meskipun salah satu dari kalian mungkin akan tersakiti, itu akan berdampak baik dalam jangka panjang,"
"Ingatlah bahwa jika seseorang tidak bisa menghargai batasanmu, maka dia bukanlah orang yang tepat," ujar Heather.
Batasan ini juga termasuk dalam hal berkomunikasi. Jika Anda telah mengungkapkan apa yang menjadi keinginan dan ia tidak bisa menghargai, maka berhenti merespons pesan singkat atau telepon bisa jadi pilihan.
Advertisement