Liputan6.com, Jakarta Keberadaan layanan kesehatan merupakan hal penting di Indonesia terutama di saat pandemi. Terlebih seiring keberadaan Covid-19 banyak negara melakukan pembatasaan bepergian terutama antar negara demi mencegah penularan virus ini.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyebut jika tidak sedikit devisa negara tersedot ke luar negeri karena banyak masyarakat berobat ke negara lain bahkan sebelum di masa pandemi.
Advertisement
Ini yang mendorong Mandaya Hospital Group membangun Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP) berlokasi kawasan barat Jakarta. Dengan harapan bisa ambil bagian memberi pelayanan kesehatan di Indonesia. Rumah Sakit ini didesain khusus untuk bisa bersaing dengan Rumah Sakit mancanegara.
Saat ini telah bergabung 169 tenaga dokter spesialis dan sub-spesialis, di mana sekitar 60 dokter merupakan lulusan atau telah memperoleh training di Luar Negeri.
Rumah sakit ini juga berkolaborasi dengan The Clinic - Cleveland Clinic serta Royal Brompton & Harefield Hospital.
Ini yang memberi keyakinan rumah sakit MRHP bisa dipersandingkan dengan Rumah Sakit di Luar Negeri.
CEO dari The Clinic - Cleveland Clinic, Frank McGillin mengaku senang bermitra dengan MRHP, berkolaborasi untuk membuat tinjauan medis secara virtual demi mendukung kebutuhan klinis pasien Indonesia yang mencari tambahan kejelasan seputar kondisi medisnya yang kompleks.
Direktur Pelaksana Perawatan Spesialis Royal Brompton & Harefield Hospital (RB&HH) David Shrimpton, mengaku berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan di Mandaya Hospital Group untuk membangun layanan jantung khusus. "Ini akan menjadi kemitraan yang sukses antara kedua institusi," jelas dia.
Pendiri Mandaya Hospital Group Edhijanto W. Taufik mengaku telah melakukan re-thinking dan re-design atas konsep apa itu Rumah Sakit.
Menurut dia, Rumah Sakit yang ada saat ini sering menciptakan kesan horor dan “sakit”. “Kami merombak semua itu dengan mengawinkan model Rumah Sakit dengan Model Mall, Hotel, dan Residence, sehingga tercipta kesan yang lebih ramah, nyaman, relax, dan homey,“ tutur Edhi.
Perihal biaya Edhijanto mengatakan bahwa MRHP tidak akan membebani pasien dengan tindakan-tindakan yang tidak perlu.
Bahkan setiap tindakan akan didiskusikan terlebih dahulu manfaat dan akibat-akibatnya dengan keluarga pasien.
“Dari segi pentarifan, kami bukan yang paling mahal, bahkan tarif kami lebih miring dibandingkan Rumah Sakit lain yang setara. Ini sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang kami anut,” Edhijanto memastikan.
Smart Hospital
Hal ini juga berlaku bagi layanan kepada keluarga di rumah sakit. Rumah sakitnya didesain dengan memperhitungkan kenyaman pasien dan keluarga.
"Bagi kalangan yang memilih berobat ke Luar Negeri, tentu ada alasan tertentu untuk melakukan itu. “Kepercayaan dan pelayanan,” tambah President Director Mandaya Hospital Group Ben Widaja, saat menjelaskan alasan pasien memilih berobat ke mancanegara.
Dia mengaku melakukan investasi yang sangat besar dalam peralatan dan teknologi medis canggih, termasuk sistem informasi dan digitalisasi untuk bisa sejajar, bahkan melebihi RS di Luar Negeri.
"Tanpa peralatan yang canggih mustahil kita bisa bersaing dengan mereka. Kami membangun SMART HOSPITAL," tambah dia.
CEO MRHP, Essy Osman mengatakan perihal pentingnya menekankan menjaga agar pasien dan keluarganya memperoleh pengalaman yang berbeda dan luar biasa sejak menginjakkan kaki di Rumah Sakit sampai kembali ke rumah lagi.
“Kami menyiapkan tim yang kami beri nama Patient Experience Officer, di mana tugas mereka mendampingi pasien dan keluarganya selama berada di MRHP dan memastikan mereka memperoleh pengalaman hebat,” pungkas dia.
Advertisement